Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media China Siarkan Piala Dunia dengan Pemain Dibuat Pakai Masker

Kompas.com - 28/11/2022, 21:29 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Mothership

BEIJING, KOMPAS.com – Stasiun TV pemegang hak siar Piala Dunia 2022 negara China, CCTV Sports, dilaporkan telah menghapus tayangan yang menunjukkan kerumuman suporter tanpa masker di stadion.

Sebelumnya, adegan penonton tanpa masker telah memicu kemarahan di antara penduduk China, yang mengarah kepada kritik keras dan protes terhadap tindakan ketat pembatasan Covid-19 di dalam negeri.

Diberitakan Mothership, Senin (28/11/2022), wartawan Australia Bill Birtles telah memposting video yang menunjukkan perbedaan antara tayangan pertandingan Piala Dunia Qatar oleh CCTV dan saluran televisi SBS.

Baca juga: Warna Bendera Sama, Warga Rusia Dukung Serbia di Piala Dunia

Disebutkan bahwa, tayangan Piala Dunia oleh CCTV tampaknya memiliki penundaan selama 32 detik.

Terlihat bahwa tayangan oleh CCTV itu sengaja menghindari tampilan close-up para suporter dan sebaliknya, memilih untuk menampilkan wide-shot, di mana wajah masing-masing penonton tidak dapat terlihat.

Baca juga: Piala Dunia: FIFA Selidiki Federasi Serbia Terkait Bendera yang Masukkan Kosovo

Pemain dibuat pakai masker

Bentuk penyensoran lain terhadap posisi suporter yang tak mengenakan masker juga dilakukanoleh media China. Ini termasuk dengan memburamkan tampilan seluruh tribun penonton di stadion.

Dalam bentuk penyensoran yang agak unik, masker bahkan dimasukkan secara digital ke dalam tayangan pertandingan secara langsung.

Teknologi pendeteksi wajah kemungkinan besar digunakan untuk menambahkan masker agar penonton dan pemain seolah-olah sedang mengenakannya. Penampakan ini menang terlihat sedikit tidak wajar.

Meningkatnya tekanan dari penduduk setempat

Penyensoran terjadi setelah kemarahan di media sosial China atas adegan suporter tanpa masker di Piala Dunia.

Sementara orang China telah hidup dalam lockdown terus-menerus selama dua tahun ini, penduduk seluruh dunia telah mulai beralih.

Atas nama membendung penyebaran infeksi, pemerintah China telah mengunci seluruh kota dan lingkungan, menyebabkan gangguan parah pada kehidupan banyak warga biasa, dengan beberapa bahkan melarikan diri dari tempat kerja ketika mereka mencurigai adanya lockdown yang akan datang.

Baca juga: Wartawan BBC Ditangkap dan Dipukuli Polisi China Saat Liput Protes Pembatasan Covid-19

Kebakaran yang terjadi di Xinjiang, yang akhirnya menewaskan 10 orang, juga memicu spekulasi bahwa para korban terjebak di dalam gedung akibat pembatasan Covid-19 yang ketat.

Selain itu, strategi nol-Covid China telah membuahkan hasil yang meragukan, dengan kasus domestik justru terus meningkat. Sebanyak 38.503 kasus baru dilaporkan secara nasional pada 27 November.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com