Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amukan Warga Guangzhou Tolak Lockdown dan Kebijakan Nol Covid China

Kompas.com - 17/11/2022, 21:48 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

Penulis: Stephen McDonell/BBC News, melaporkan dari Beijing

GUANGZHOU, KOMPAS.com - Sekelompok warga di kota industri, Guangzhou, China bagian selatan, berusaha meloloskan diri dari wajib karantina wilayah alias lockdown.

Mereka bentrok dengan polisi karena kemarahan sudah memuncak menyusul kebijakan pembatasan guna mencegah penularan virus corona.

Rekaman dramatis menunjukkan beberapa orang menjungkirbalikan kendaraan polisi dan merobohkan pembatas khusus--yang digunakan untuk membatasi mobilitas warga. Tim antihuru-hara telah dikerahkan di daerah tersebut.

 Baca juga: Rusuh Warga Menolak Lockdown di China, Massa Gulingkan Mobil Polisi dan Hancurkan Pusat Pengujian

Di tengah kemerosotan ekonomi, kebijakan nol-Covid di China kini berada di bawah tekanan yang besar.

Ketegangan telah meningkat di kawasan Distrik Haizhu, yang saat ini warganya berada dalam perintah agar tetap berada di rumah.

Wilayah ini adalah rumah bagi banyak buruh lepas yang miskin. Mereka mengeluh tak akan mendapat uang kalau tidak bekerja dan kekurangan makanan, di tengah melonjaknya biaya hidup di bawah kebijakan pengendalian Covid.

Selama beberapa malam, mereka bertikai dengan petugas penegak disiplin Covid berpakaian putih. Kemudian pada Senin (14/11/2022) malam, kemarahan warga tiba-tiba meledak sampai ke jalan-jalan Guangzhou dengan aksi pembangkangan massal.

Lagi-lagi, rumor yang tidak berdasar mengambil peran penting di balik itu semua.

Desas-desus yang menyebar adalah perusahaan tes Covid telah memalsukan hasil PCR. Dengan jumlah kasus yang tinggi artinya perusahaan bisa menghasilkan lebih banyak keuntungan.

Di bagian utara negara itu, rumor serupa juga telah memberi tekanan.

Pejabat di Provinsi Hebei mengumumkan bahwa kota Shijiazhuang akan menghentikan tes Covid secara massal. Tapi itu justru menimbulkan spekulasi bahwa populasi di sana akan digunakan sebagai kelinci percobaan. Mereka dipantau apa yang akan terjadi kalau virus dibiarkan menyebar tanpa terkendali.

Diskusi isu ini telah muncul di platform media sosial dengan tagar #ShijiazhuangCovidprevention.

Guangzhou kena lockdown setelah terjadi lonjakan kasus Covid baru-baru ini.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Guangzhou kena lockdown setelah terjadi lonjakan kasus Covid baru-baru ini.
Banyak penduduk setempat yang panik, lalu menimbun obat-obatan China yang disebut bisa membantu mengatasi infeksi Covid. Persediaannya di kota disebut hampir habis untuk saat ini.

Kabar burung serupa yang viral telah menyebabkan buruh secara besar-besaran minggat dari kawasan industri Foxcoon di pusat kota Zhengzou dua pekan lalu. Hal ini telah memukul rantai pasok global iPhones, Apple.

Baca juga: China Berlakukan Lockdown Covid untuk 600.000 Orang di Sekitar Pabrik Terbesar iPhone

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Global
5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

Global
Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com