Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Amukan Warga Guangzhou Tolak Lockdown dan Kebijakan Nol Covid China

GUANGZHOU, KOMPAS.com - Sekelompok warga di kota industri, Guangzhou, China bagian selatan, berusaha meloloskan diri dari wajib karantina wilayah alias lockdown.

Mereka bentrok dengan polisi karena kemarahan sudah memuncak menyusul kebijakan pembatasan guna mencegah penularan virus corona.

Rekaman dramatis menunjukkan beberapa orang menjungkirbalikan kendaraan polisi dan merobohkan pembatas khusus--yang digunakan untuk membatasi mobilitas warga. Tim antihuru-hara telah dikerahkan di daerah tersebut.

Di tengah kemerosotan ekonomi, kebijakan nol-Covid di China kini berada di bawah tekanan yang besar.

Ketegangan telah meningkat di kawasan Distrik Haizhu, yang saat ini warganya berada dalam perintah agar tetap berada di rumah.

Wilayah ini adalah rumah bagi banyak buruh lepas yang miskin. Mereka mengeluh tak akan mendapat uang kalau tidak bekerja dan kekurangan makanan, di tengah melonjaknya biaya hidup di bawah kebijakan pengendalian Covid.

Selama beberapa malam, mereka bertikai dengan petugas penegak disiplin Covid berpakaian putih. Kemudian pada Senin (14/11/2022) malam, kemarahan warga tiba-tiba meledak sampai ke jalan-jalan Guangzhou dengan aksi pembangkangan massal.

Lagi-lagi, rumor yang tidak berdasar mengambil peran penting di balik itu semua.

Desas-desus yang menyebar adalah perusahaan tes Covid telah memalsukan hasil PCR. Dengan jumlah kasus yang tinggi artinya perusahaan bisa menghasilkan lebih banyak keuntungan.

Di bagian utara negara itu, rumor serupa juga telah memberi tekanan.

Pejabat di Provinsi Hebei mengumumkan bahwa kota Shijiazhuang akan menghentikan tes Covid secara massal. Tapi itu justru menimbulkan spekulasi bahwa populasi di sana akan digunakan sebagai kelinci percobaan. Mereka dipantau apa yang akan terjadi kalau virus dibiarkan menyebar tanpa terkendali.

Diskusi isu ini telah muncul di platform media sosial dengan tagar #ShijiazhuangCovidprevention.

Kabar burung serupa yang viral telah menyebabkan buruh secara besar-besaran minggat dari kawasan industri Foxcoon di pusat kota Zhengzou dua pekan lalu. Hal ini telah memukul rantai pasok global iPhones, Apple.

Pemerintah daerah di seluruh China sedang berjuang untuk mempertahankan pendekatan nol-Covid tanpa merusak ekonomi mereka. Namun, angka penjualan dari pabrik dan retail menunjukkan dampak yang menghancurkan akibat pandemi, dan kebijakan pemerintah dalam menanggulanginya.

Tidak ada satu pun provinsi yang melaporkan adanya nol kasus dalam beberapa hari terakhir.

Sekitar 20 juta orang di jantung kota besar Chongqing, China bagian barat, telah dikenakan kebijakan lockdown yang ironisnya oleh orang-orang disebut sebagai "manajemen statis sukarela". Ini karena, meskipun belum ada pengumuman resmi, penduduk diperintahkan untuk tetap berada di dalam rumah oleh petugas setempat.

Karena upaya penanganan Covid masih mendominasi di sini, bahkan perubahan kecil dalam cara mengelolanya bisa menyebabkan kekhawatiran dan kepanikan.

Pada awal pekan ini, pejabat di distrik Chaoyang, Beijing, memutuskan untuk menutup banyak posko tes Covid di pinggir jalan, dan memindahkannya ke wilayah perumahan warga.

Artinya, posko PCR makin berkurang. Masalahnya adalah banyak perkantoran yang membutuhkan hasil harian dari tes Covid itu untuk pegawainya, atau mereka tidak bisa masuk kerja.

Jadi, dari posko yang dibuka, antreannya makin panjang.

Dari buruh yang terperangkap di Tibet--yang berunjuk rasa agar bisa meninggalkan Lhasa--sampai lockdown di seluruh wilayah Xinjiang, kebijakan nol-Covid tidak berjalan mulus.

Serangkaian perubahan yang diumumkan pekan lalu telah sedikit mengurangi aturan nol-Covid. Hal ini dipandang akan lebih banyak pelonggaran yang mungkin terjadi. Tapi kalaupun pemerintah mempertimbangkan melonggarkannya, ini mungkin tidak dilakukan secara buru-buru.

https://www.kompas.com/global/read/2022/11/17/214800170/amukan-warga-guangzhou-tolak-lockdown-dan-kebijakan-nol-covid-china

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke