Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekuasan Putin Melemah akibat Perang Ukraina, Akankah Segera Jatuh?

Kompas.com - 03/11/2022, 16:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

LONDON, KOMPAS.com – Kekuasaan Presiden Rusia Vladimir Putin melemah akibat keputusannya untuk menyerang Ukraina.

Akan tetapi, jangan harap Putin bisa jatuh dalam waktu dekat karena sifat otokratis dari sistem politiknya.

Hal tersebut disampaikan seorang pejabat Barat yang enggan disebutkan identitasnya kepada Reuters.

Baca juga: Putin Bahas KTT G20 dengan Jokowi Lewat Telepon

Putin telah mendominasi Rusia selama hampir 23 tahun sejak Boris Yeltsin mengundurkan diri dari jabatan Presiden Rusia pada 1999.

Setelah perubahan konstitusi pada 2020, beberapa pengamat Rusia memperkirakan Putin, yang genap berusia 70 tahun pada 7 Oktober, akan memerintah hingga 2036.

Namun, invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari telah mengubah persepsi tersebut.

“Dia telah dilemahkan oleh kesalahan yang benar-benar dahsyat ini. Kami melihat militer Rusia ditundukkan di medan perang oleh Ukraina,” kata pejabat Barat yang enggan disebutkan namanya tersebut.

Baca juga: Ukraina Desak Undangan KTT G20 Putin Dicabut, Minta Rusia Juga Dikeluarkan

Pejabat itu menuturkan, perang justru memperkuat kenegaraan Ukraina dan mendorong perluasan lebih lanjut dari NATO sehingga melemahkan Putin.

“Orang-orang dapat melihat bahwa dia telah membuat kesalahan besar. Mereka (orang-orang Rusia) tidak memiliki Rencana B. Mereka pikir ini akan sangat mudah,” tutur pejabat tersebut.

“Itu berarti bahwa orang-orang berbicara lebih banyak tentang suksesi, mereka berbicara lebih banyak tentang apa yang akan terjadi selanjutnya, mereka membayangkan kehidupan setelahnya. Tetapi apa yang tidak saya lakukan adalah memperkirakan bahwa itu akan terjadi dalam waktu dekat,” sambungnya.

Meskipun tidak mungkin ada perubahan kepemimpinan Rusia dalam waktu dekat, pejabat itu mengatakan bahwa pertengahan dekade 2020-an mulai terlihat menarik.

Baca juga: Saat Putin Mediasi Konflik Nagorno-Karabakh, Undang PM Armenia dan Presiden Azerbaijan...

Pemilihan presiden Rusia berikutnya dijadwalkan pada 2024. Putin belum mengatakan apakah dia akan mencalonkan diri lagi atau tidak.

Istana Kepresidenan Rusia alias Kremlin menolak menanggapi secara langsung atas komentar dari pejabat Barat yang enggan disebutkan idntitasnya tersebut.

Kremlin hanya menuturkan bahwa Putin sejauh ini adalah politikus paling populer di Rusia dan telah memenangi empat pemilihan presiden.

Baca juga: Putin: Tak Masuk Akal Bagi Kami Pakai Senjata Nuklir di Ukraina

Di satu sisi, Putin sudah menyampaikan bahwa dia tidak menyesal meluncurkan apa yang dia sebut sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina.

Invasi Rusia ke Ukraina tersebut memicu Barat menjatuhkan serentetan sanksi paling berat dalam sejarah modern terhadap Moskwa.

Menanggapi sanksi Barat, Putin mengatakan Rusia beralih ke Asia, khususnya ke China, setelah berabad-abad memandang Barat sebagai wadah pertumbuhan ekonomi dan teknologi.

Baca juga: Putin: Barat Coba Dominasi Dunia, Kita di Perbatasan Sejarah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com