Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korut Peringatkan Konfrontasi Kekuatan Serius di Semenanjung karena Latihan Militer AS-Korsel

Kompas.com - 01/11/2022, 18:01 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Korea Utara (Korut) menuntut Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) menghentikan latihan militer skala besar, menyebutnya sebagai provokasi yang dapat menarik "tindakan lanjutan yang lebih kuat" dari Pyongyang.

"Situasi di Semenanjung Korea dan sekitarnya memasuki fase konfrontasi kekuatan yang serius lagi karena gerakan militer AS dan Korea Selatan yang tak henti-hentinya dan sembrono," kata kementerian luar negeri Korea Utara dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh pejabat kantor berita negara KCNA.

Amerika Serikat dan Korea Selatan memulai salah satu latihan udara militer gabungan terbesar mereka pada Senin (1/11/2022), dengan ratusan pesawat tempur dari kedua belah pihak melakukan simulasi serangan 24 jam sehari selama lebih dari seminggu.

Baca juga: Uji Coba Bom Nuklir Korea Utara, Dunia Tahan Napas

Operasi yang disebut Vigilant Storm itu, akan berlangsung hingga Jumat (4/11/2022). Sekitar 240 pesawat tempur rencananya akan melakukan sekitar 1.600 serangan mendadak, menurut Angkatan Udara AS sebagaimana dilansir Reuters pada Senin (31/10/2022)

Washington dan Seoul yakin Pyongyang mungkin akan melanjutkan uji coba bom nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017.

Kedua negara itu pun telah menerapkan strategi untuk "menghalangi" Pyongyang melalui latihan militer besar, yang menurut beberapa pejabat saat ini dan mantan pejabat, dapat memperburuk ketegangan.

Pernyataan kementerian luar negeri mengatakan Korea Utara "siap mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan kedaulatannya, keamanan rakyat dan integritas teritorial dari ancaman militer luar."

Baca juga: IAEA: Tahan Napas, Korea Utara Akan Uji Coba Bom Nuklir

"Jika AS terus-menerus melakukan provokasi militer yang serius, DPRK akan mempertimbangkan langkah-langkah tindak lanjut yang lebih kuat," katanya, menggunakan inisial nama resmi Korea Utara.

"Jika AS tidak ingin ada perkembangan serius yang tidak sesuai dengan kepentingan keamanannya, AS harus segera menghentikan latihan perang yang tidak berguna dan tidak efektif.”

“Jika tidak, ia harus bertanggung jawab sepenuhnya atas semua konsekuensinya."

Pada Jumat (28/10/2022), pasukan Korea Selatan menyelesaikan latihan lapangan Hoguk 22 selama 12 hari. Ini menampilkan simulasi pendaratan amfibi dan penyeberangan sungai, termasuk beberapa latihan dengan pasukan AS.

Korea Utara mengutuk latihan bersama itu sebagai latihan untuk invasi dan bukti kebijakan bermusuhan oleh Washington dan Seoul.

Baca juga: Profesor Korsel Bangun Bunker Rp 767 Juta untuk Berlindung dari Nuklir Korea Utara

Sebagai tanggapan atas latihan tersebut, Pyongyang meluncurkan rudal, melakukan latihan udara, dan menembakkan artileri ke laut.

Negara yang tertutup itu telah mengabaikan seruan AS yang berulang-ulang untuk melanjutkan pembicaraan mengenai program nuklir dan misilnya, dan malah memulai serangkaian uji coba misil yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun ini.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price pada Senin (31/10/2022) mengulangi seruan agar Korea Utara kembali ke perundingan, sambil menambahkan bahwa kebijakan AS yang mencari denuklirisasi lengkap di semenanjung Korea tidak berubah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com