STRASBIURG, KOMPAS.com - Vladimir Kara-Murza, politisi oposisi Rusia yang dipenjara, memenangkan Penghargaan Vaclav Havel, untuk menghormati tindakannya dalam membela hak asasi manusia (HAM).
Ini merupakan penghargaan yang diberikan setiap tahun oleh Majelis Parlemen Dewan Eropa (PACE).
Hadiah kepada politisi Rusia itu diserahkan oleh Presiden PACE Tiny Kox kepada istri Kara-Murza, Yevgenia Kara-Muza pada upacara khusus pada Senin (10/10/2022) pada hari pembukaan sesi pleno musim gugur PACE di Strasbourg, Perancis.
Baca juga: Ini Ancaman Putin jika Ukraina Lanjutkan Serangan ke Pasukan Rusia
“Dibutuhkan keberanian luar biasa di Rusia saat ini untuk melawan kekuatan yang ada. Hari ini, Tuan Kara-Murza menunjukkan keberanian ini, dari sel penjaranya,” kata Kox sebagaimana dilansir Radio Free Europe.
Politisi berusia 41 tahun itu ditahan pada April dan dijatuhi hukuman 15 hari penjara atas tuduhan tidak mematuhi polisi.
Dia kemudian didakwa menyebarkan informasi palsu tentang Angkatan Darat Rusia saat berbicara dengan anggota parlemen di negara bagian Arizona, Amerika Serikat (AS).
Kara-Murza telah menolak tuduhan itu, menyebutnya bermotif politik.
Baca juga: Berbagai Cara Warga Rusia Melarikan Diri dari Mobilisasi: Bersepeda Arktik hingga Berlayar ke Korsel
Pekan lalu, tuduhan pengkhianatan tingkat tinggi ditambahkan ke tuduhan yang dia hadapi, atas dugaan kerjasamanya dengan organisasi di anggota NATO selama bertahun-tahun.
Jika terbukti bersalah atas tuduhan tersebut, lawan setia Kremlin menghadapi hukuman hingga 20 tahun penjara.
Human Rights Watch (HRW) mengecam tuduhan Rusia sebagai "tidak berdasar," dengan mengatakan "sangat jelas" bahwa Kremlin melihat Kara-Murza sebagai "ancaman langsung dan akan segera terjadi."
Setelah kejadian pertama pada 2015, Vladimir Kara-Murza harus menjalani terapi untuk berjalan lagi, dan dia mengatakan dia menggunakan tongkat selama setahun.
Baca juga: Serangan Besar-besaran Rusia Tembakkan 75 Rudal ke Ukraina, Kyiv Terparah
Kara-Murza merupakan rekan dekat pemimpin oposisi yang terbunuh Boris Nemtsov. Dia terkenal karena jatuh sakit parah pada dua kesempatan terpisah di Moskwa - pada 2015 dan 2017 - dengan gejala yang konsisten dengan keracunan.
Sampel jaringan yang diselundupkan keluar dari Rusia oleh kerabatnya diserahkan ke FBI, yang menyelidiki kasusnya sebagai salah satu "keracunan yang disengaja."
Laboratorium pemerintah AS juga melakukan tes ekstensif pada sampel, tetapi dokumen yang dirilis oleh Departemen Kehakiman AS menunjukkan bahwa mereka tidak dapat mencapai temuan yang meyakinkan.