Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Lebanon, Nasabah Bawa Pistol dan Granat untuk Tarik Uang dari Bank

Kompas.com - 06/10/2022, 21:32 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

BEIRUT, KOMPAS.com - Para nasabah yang marah, dua di antaranya bersenjata, menyerbu bank-bank komersial di Lebanon, memprotes pembatasan penarikan uang di tengah krisis keuangan yang melanda negara tersebut.

Pada Selasa (4/10/2022), seorang nasabah dengan membawa pistol dan granat, memasuki cabang BLC Bank di Chtaura, mendesak supaya bisa mengambil uang tabungan senilai 24.000 dollar AS yang ia simpan di bank tersebut, menurut Depositors' Outcry, kelompok yang memberikan advokasi ke para nasabah.

Kelompok ini, kepada kantor berita Reuters, mengatakan nasabah yang membawa pistol dan granat tersebut bernama Ali al-Saheli.

Baca juga: Parahnya Krisis Ekonomi Lebanon, Mantan Pejabat Ikut Menduduki Bank, Putus Asa Ingin Ambil Uang Sendiri

Ia perlu menarik uang tabungan untuk membayar utang dan membiayai anaknya yang tengah kuliah di Ukraina.

Pernyataan yang dikeluarkan kelompok Depositors' Outcry mengatakan al-Saheli sudah berupaya menjual ginjalnya untuk menutup kebutuhan.

Upayanya menarik tabungan di bank gagal dan ia ditahan oleh aparat keamanan.

Cynthia Zarazir, seorang anggota parlemen, masuk ke satu cabang Byblos Bank dan mendesak bisa menarik uang 8.500 dollar AS dari rekeningnya--yang telah dibekukan oleh pihak bank--untuk membayar biaya pengobatan.EPA via BBC INDONESIA Cynthia Zarazir, seorang anggota parlemen, masuk ke satu cabang Byblos Bank dan mendesak bisa menarik uang 8.500 dollar AS dari rekeningnya--yang telah dibekukan oleh pihak bank--untuk membayar biaya pengobatan.
Juga pada Selasa (4/10/2022), sejumlah pegawai perusahaan listrik negara menyerbu First National Bank cabang Kota Tripoli di Lebanon utara, kata saksi mata.

Mereka marah dengan keterlambatan pembayaran gaji dan diharuskan membayar biaya pemrosesan, kata Talal Hajer, wakil dari serikat yang mewakili para pegawai tersebut.

Dalam insiden ketiga, seorang nasabah bersenjata sempat menyandera staf di Byblos Bank di Kota Tyre, Lebanon selatan, menurut kelompok advokasi Depositors' Association.

Nasabah ini membawa pistol dan mendesak supaya bisa menarik uang tabungan 44.000 dollar AS.

Setelah negosiasi, ia dibolehkan menarik 9.000 dollar AS yang langsung ia serahkan kepada anggota keluarga, sebelum ditahan oleh aparat keamanan.

Di kawasan Hamzieh, di pinggiran ibu kota Beirut, seorang nasabah memaksa tinggal di kantor IBL Bank sampai diizinkan menarik uang dari rekeningnya. Tidak diketahui apakah ia bersenjata atau tidak.

Baca juga:

Aparat mengamankan seorang pemrotes di depan kantor bank sentral Lebanon di Beirut.REUTERS via BBC INDONESIA Aparat mengamankan seorang pemrotes di depan kantor bank sentral Lebanon di Beirut.
Dan pada Rabu (5/10/2022), Cynthia Zarazir, seorang anggota parlemen, masuk ke satu cabang Byblos Bank dan mendesak bisa menarik uang 8.500 dollar AS dari rekeningnya-- yang telah dibekukan oleh pihak bank--untuk membayar biaya pengobatan.

Ia dilaporkan masuk ke kantor cabang bank ini tanpa senjata bersama beberapa kawan.

Pada pekan ini saja terjadi lima insiden. Pada Senin (3/10/2022), Zaher Khawaja dan beberapa rekannya berhasil menarik 11.750 dollar AS dari rekening yang menyimpan uang 700.000 dollar AS di BLOM Bank cabang Harek Hreit.

BLOM mengatakan Khawaja tidak bersenjata dan tengah menyelidiki insiden ini.

Bulan lalu, aksi-aksi nasabah yang ingin menarik tabungan atau deposito membuat asosiasi bank mengumumkan bahwa bank-bank komersial di Lebanon tutup selama satu pekan.

Baca juga: Di Balik Runtuhnya Ekonomi Lebanon dan Sri Lanka, Salah Siapa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Global
Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Global
Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Global
Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Global
Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Global
Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Global
Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Global
Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Internasional
6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

Global
Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Global
Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Global
[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Global
Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com