Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Kekuatan Militer Rusia Terlalu Dibesar-besarkan?

Kompas.com - 01/10/2022, 23:58 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: Miodrag Soric/DW Indonesia

MOSKWA, KOMPAS.com - Setelah jatuhnya Uni Soviet, Moskwa melakukan segala cara untuk mempertahankan statusnya sebagai negara adidaya — termasuk sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB.

Ketika menjadi jelas bahwa Rusia tidak dapat mengeklaim dirinya sebagai adidaya, negara itu mencoba mendefinisikan kebesarannya dalam sektor militer.

Selama beberapa dekade, militer Rusia telah disebut-sebut sebagai salah satu yang terkuat di dunia. Presiden Vladimir Putin secara teratur menampilkan militer Rusia kepada dunia dengan parade dan latihan militer yang dikoreografikan dengan sempurna.

Baca juga: Apa Saja Kesalahan Militer Rusia dalam Invasi ke Ukraina

Terakhir kali dia berharap, pada parade militer besar di Moskwa 9 Mei 2022, dia bisa mengumumkan perebutan Kyiv dan kemenangan atas Ukraina.

Ternyata hal itu tidak terwujud. Belakangan pasukan Rusia malah dipukul mundur, membuat Putin makin sering mengancam penggunaan senjata nuklir.

Kekuatan sebuah pasukan, bagaimanapun, tidak dapat hanya ditunjukkan dengan parade-parade di Lapangan Merah, tetapi justru lewat penampilan di medan perang. Persis seperti ditunjukkan pasukan Ukraina, yang jauh lebih kecil daripada Rusia dan beberapa tahun lalu bahkan belum ada. Seberapa besar sebenarnya kekuatan militer Rusia?

DW INDONESIA Perebutan kembali kawasan yang diduduki Rusia oleh pasukan Ukraina.
Kekuatan di atas kertas berbeda dengan di medan tempur

Di atas kertas, angkatan bersenjata Rusia mengeklaim memiliki 1 juta tentara, menurut Margarete Klein dari Institut Jerman untuk Urusan Internasional dan Keamanan Stiftung Wissenschaft und Politik (SWP) di Berlin. Namun, sebenarnya militer Rusia jauh lebih kecil, katanya kepada DW.

Sejumlah besar unit Rusia yang siap dikerahkan telah dikerahkan di Ukraina, kata Margarete Klein.

"Mereka telah menderita kerugian besar dalam hal tentara yang tewas atau terluka." Jumlah pasti korban sulit ditentukan, tetapi intelijen Amerika Serikat yakin Rusia telah menderita setidaknya puluhan ribu orang tewas dan terluka.

Gagasan bahwa Rusia memiliki cadangan tentara tak terbatas yang dapat dikerahkan jauh dari kenyataan, kata George Barros dari Institute for the Study of War, sebuah think tank AS.

Dia menambahkan, jalannya perang di Ukraina sejauh ini membuktikan bahwa dunia telah lama melebih-lebihkan kekuatan militer Rusia. Mobilisasi militer parsial yang dicanangkan Putin baru-baru ini hanya untuk mempertahankan garis depan saat ini, setelah menderita kerugian besar.

Perekrutan tentara di Krasnodar untuk pengerahan ke Ukraina dengan wajib militer parsial.AP via DW INDONESIA Perekrutan tentara di Krasnodar untuk pengerahan ke Ukraina dengan wajib militer parsial.
Dikirim ke garis depan tanpa pelatihan atau peralatan

Kekuatan militer Rusia saat ini didominasi kelompok orang yang sedang atau baru saja direkrut. "Ada laki-laki di sana yang berusia di atas 50 tahun dan memiliki masalah kesehatan," kata George Barros. Pengamatan ini didukung oleh banyak cerita dan video yang diunggah ke media sosial.

Pasukan cadangan sebenarnya perlu latihan dan perlengkapan memadai sebelum mereka dikerahkan untuk berperang, George Barros menjelaskan.

Namun, banyak rekrutan baru yang sekarang hanya menerima pelatihan satu atau dua bulan, yang jauh dari cukup. Yang lain bahkan dikirim ke garis depan tanpa pelatihan atau peralatan apa pun, katanya, seraya menambahkan bahwa satu-satunya hal yang mungkin dicapai oleh kondisi ini adalah bertambahnya jumlah korban.

Baca juga:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com