Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Abaikan Ancaman Putin, Uni Eropa Lanjut Susun Rencana Patok Harga Gas Rusia

Kompas.com - 08/09/2022, 12:32 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

BRUSSELS, KOMPAS.com - Badan eksekutif Uni Eropa mengusulkan pembatasan harga gas Rusia, dalam beberapa jam setelah pemimpin Rusia mengutuk gagasan itu sebagai kebodohan.

Harga energi telah melonjak setelah invasi Rusia ke Ukraina, memaksa 27 negara Uni Eropa untuk bertindak.

"Kita harus memotong pendapatan Rusia yang digunakan Putin untuk membiayai perang yang mengerikan ini," kata ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen sebagaimana dilansir BBC pada (7/9/2022).

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-196 Serangan Rusia ke Ukraina, Opsi Penutupan PLTN Zaporizhzhia, Ancaman Perang Energi

Pernyataan itu dikeluarkan setelah Putin mengatakan Moskwa akan bereaksi terhadap pembatasan dengan menghentikan pasokan sepenuhnya.

"Kami tidak akan memasok gas, minyak, batu bara, minyak pemanas - kami tidak akan memasok apa pun," katanya, jika itu bertentangan dengan kepentingan Rusia.

Para pemimpin Eropa menuduh Moskwa "mempersenjatai" ekspor gasnya sebagai tanggapan atas sanksi Barat terhadap individu dan bisnis Rusia.

Sementara Kremlin menyangkal hal itu, pipa besar Nord Stream 1 ke Jerman utara telah ditutup tanpa batas waktu, dengan Moskwa secara langsung menyalahkan sanksi.

Negara-negara anggota UE telah menanggapi krisis energi dengan serangkaian paket kebijakan untuk membantu konsumen.

Pada akhir pekan Swedia dan Finlandia mengumumkan jaminan likuiditas untuk perusahaan listrik. Sementara Jerman mengatakan akan menghabiskan 65 miliar euro untuk bantuan bagi yang rentan, serta keringanan pajak untuk bisnis padat energi.

Baca juga: Putin Tanggapi Tuduhan Barat Soal Penggunaan Energi sebagai “Senjata” oleh Rusia

Uni Eropa mengeklaim telah berusaha untuk mengurangi ketergantungannya pada gas dan minyak Rusia.

Menteri energi Uni Eropa akan mencoba memutuskan bagaimana melindungi konsumen dan bisnis dari ancaman tagihan besar selama musim dingin, pada Jumat (9/9/2022).

Menjelang pertemuan, Ursula von der Leyen mengatakan Eropa telah melemahkan cengkeraman Rusia pada kebutuhan gasnya. Penyimpanan gas sudah mencapai 82 persen dan pasokan meningkat dari AS, Norwegia, Aljazair, dan negara lain.

Sebelum invasi, Rusia menyumbang 40 persen dari gas impor UE, tetapi hari ini proporsi itu sekarang turun menjadi hanya 9 persen, katanya.

Selain batasan harga untuk gas Rusia, para menteri Uni Eropa telah mencari cara untuk memisahkan biaya gas dari harga listrik, yang terkait di pasar Eropa.

Baca juga: G7 Ingin Kendalikan Harga Minyak Rusia di Pasar Global

 

Presiden Komisi Uni Eropa menguraikan beberapa rencana lain:

  • Target wajib untuk mengurangi penggunaan listrik pada jam sibuk
  • Batas pendapatan bagi perusahaan yang menghasilkan keuntungan tak terduga dari listrik berbiaya rendah seperti energi terbarukan
  • "Kontribusi solidaritas" dari perusahaan bahan bakar fosil
  • Membantu perusahaan energi yang kesulitan mengatasi pasar energi yang bergejolak dengan dukungan "likuiditas"
  • Rencana tersebut akan disampaikan kepada para menteri energi pada Jumat (9/9/2022), dan seorang diplomat mengatakan kepada BBC bahwa dia skeptis: "Semoga berhasil melalui dewan yang lengkap dan utuh."

Baca juga: Eropa Hadapi Krisis Pasokan Gas, Rusia: Salah Amerika

Baca juga: Gas dan Minyak Rusia: Berapa Besar Ketergantungan Dunia Padanya?

Baca juga: Beberapa Negara Asia Berburu Minyak Rusia dengan Harga Diskon, Bagaimana Indonesia?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com