Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

FBI Dapat Banyak Ancaman Setelah Gerebek Rumah Trump

Kompas.com - 12/08/2022, 19:32 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

PALM BEACH, KOMPAS.com - FBI mendapat gelombang ancaman setelah menggerebek rumah mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Asosiasi Agen FBI pada Kamis (11/8/2022) mengatakan, gelombang ancaman tersebut mendorong kekerasan terhadap penegakan hukum dan tidak dapat diterima.

Para politisi konservatif dan Trump juga mengecam FBI korup serta dipolitisasi setelah penggerebekan pada Senin (8/8/2022), untuk mencari dokumen rahasia yang disimpan Trump karena melanggar aturan catatan resmi.

Baca juga: Trump Diam Saja Saat 6 Jam Diperiksa Jaksa Agung New York

Dikutip dari kantor berita AFP, gelombang ancaman kekerasan terhadap FBI dan Kementerian Kehakiman AS muncul di media sosial dan ruang obrolan konservatif.

"Para Agen Khusus dan keluarga mereka tidak boleh diancam dengan kekerasan, termasuk dalam melakukan pekerjaan mereka," kata asosiasi itu.

"Ancaman yang dibuat baru-baru ini membuat beberapa orang telah, atau akan, mendapat kekerasan terhadap penegakan hukum sebagaimana mestinya. Padahal seharusnya tidak."

Pernyataan itu dirilis tak lama setelah Jaksa Agung Merrick Garland mengatakan, dia sendiri yang menyetujui penggerebekan di rumah mantan presiden. Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya,

"Saya tidak akan diam saja ketika integritas mereka diserang secara tidak adil," ujar Garland.

Baca juga:

Sementara itu, Trump mengatakan bahwa rumahnya yang digerebek di Mar-a-Lago, Palm Beach, negara bagian Florida, dikepung dan diduduki sekelompok besar agen FBI.

"Serangan seperti itu hanya bisa terjadi di negara-negara Dunia Ketiga yang rusak," ucap Trump.

Pemimpin Partai Republik, Kevin McCarthy, menuduh FBI dan Kementerian Kehakiman AS melakukan politisasi senjata.

Penggerebekan rumah Trump di Mar-a-Lago, Palm Beach, negara bagian Florida, oleh FBI dilakukan untuk mengambil 15 kotak catatan Gedung Putih.

Badan Arsip Nasional AS mengatakan, Trump membawa pulang 15 kotak tersebut yang isinya termasuk informasi rahasia ke Mar-a-Lago, padahal seharusnya diserahkan kembali ke Gedung Putih setelah lengser dari jabatan presiden.

Baca juga: FBI Temukan Surat Kim Jong Un Saat Geledah Rumah Trump

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-820 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Izinkan Penyitaan Aset AS | Polandia dan Yunani Serukan UE Ciptakan Perisai Pertahanan Udara

Rangkuman Hari Ke-820 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Izinkan Penyitaan Aset AS | Polandia dan Yunani Serukan UE Ciptakan Perisai Pertahanan Udara

Global
Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Global
Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Global
Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Global
[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

Global
 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com