Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proses Hukum Kasus Pembunuhan Gabby Petito Berlanjut, Keluarga Tuntut Rp 750 Miliar ke Polisi

Kompas.com - 09/08/2022, 20:02 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

SALT LAKE, KOMPAS.com - Keluarga influencer Gabby Petito mengumumkan rencana untuk mengajukan gugatan kematian senilai 50 juta dollar AS atau hampir Rp 750 miliar, terhadap polisi Utah pada Senin (8/8/2022).

Dalam tuntutannya, pihak keluarga mengklaim bahwa petugas di kota gurun kecil Moab, yang menghentikan Petito dan pacarnya Brian Laundrie tahun lalu, gagal mengenali putri mereka dalam situasi kekerasan domestik.

Baca juga: Misteri Pembunuhan Selebgram Gabby Petito Terungkap, Pacarnya Mengaku di Catatan Terakhir

Pemberitahuan klaim yang akan datang menuduh bahwa ketika petugas menghentikan pasangan itu pada 12 Agustus 2021, mereka tidak menyadari bahwa Petito (22 tahun), dalam bahaya.

Rekaman video dari body-cam kemudian menunjukkan Petito yang tampak kesal berbicara kepada petugas di sisi jalan.

Alih-alih melakukan intervensi, petugas mengizinkan pasangan itu untuk melanjutkan perjalanan van lintas negara setelah mengharuskan mereka menghabiskan malam secara terpisah.

Perkelahian antara pasangan itu terjadi beberapa minggu sebelum pihak berwenang menyatakan Laundrie mencekik influencer berusia 22 tahun tersebut.

Mayat Gabby Petito ditemukan pada 19 September di dekat taman nasional Grand Teton di Wyoming.

Baca juga: Akhir Kasus Kematian Gabby Petito dan Kata-kata Terakhir Brian Laundrie Sebelum Membunuhnya

Laundrie (23 tahun), kemudian bunuh diri di rawa Florida, setelah disebutkan sebagai satu-satunya orang yang terlibat atas hilangnya Gabby. Mayatnya ditemukan Oktober lalu. Sebuah buku catatan juga telah ditemukan berisi pengakuan atas pembunuhannya.

"Jika petugas telah dilatih dengan benar dan mengikuti hukum, Gabby akan tetap hidup hari ini," kata pengacara James McConkie dalam sebuah pernyataan sebagaimana dilansir Guardian.

Pada konferensi pers di Salt Lake City, McConkie mengatakan bahwa "petugas gagal mengenali bahaya serius yang korban alami, dan gagal menyelidiki dengan benar dan menyeluruh."

Dia merujuk pada "tanda-tanda jelas yang terbukti pagi itu bahwa Gabby adalah korban dan dia sangat membutuhkan bantuan segera".

Tampil melalui video pada konferensi pers untuk mengumumkan klaim tersebut, ibu Petito, Nicole Schmidt, menggambarkan bahwa menonton video bodycam polisi terkait putrinya sebagai "sangat menyakitkan".

Baca juga: Pacar Selebgram Gabby Petito, Brian Laundrie, Tewas Menembak Kepalanya Sendiri

Investigasi independen awal tahun ini menemukan bahwa polisi Moab membuat “beberapa kesalahan yang tidak disengaja”, ketika mereka mencegat Petito dan Laundrie.

Dalam sebuah laporan, polisi mengatakan sangat mungkin bahwa Petito “adalah korban kekerasan dalam rumah tangga jangka panjang, baik secara fisik, mental, dan/atau emosional”.

Keluarga Petito telah menggugat orang tua Laundrie dengan mengklaim bahwa mereka tahu sejak sekitar 28 Agustus tahun lalu, bahwa Petito meninggal karena putra mereka memberi tahu mereka.

Alih-alih memberi tahu keluarga Petito, atau menanggapi permohonan bantuan mereka, keluarga Laundrie mengeluarkan pernyataan yang menyatakan “harapan kami pencarian Miss Petito berhasil dan Miss Petito bersatu kembali dengan keluarganya”.

Seorang hakim Florida mengizinkan tuntutan keluarga influencer Gabby Petito untuk dilanjutkan.

Baca juga: Teka-teki Kematian Selebgram Gabby Petito Terjawab, FBI Ungkap Pembunuhnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Global
OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

Global
Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com