Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejala Utama Covid-19 Berubah Seiring Kemunculan Varian Baru, Bukan Lagi Demam dan Anosmia

Kompas.com - 19/07/2022, 11:05 WIB
BBC News Indonesia,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Gejala utama Covid-19 berubah seiring dengan kemunculan varian baru.

Gejala utama yang kemungkinan dialami mereka yang terkena Covid-19 sekarang adalah sakit tenggorokan atau batuk dan pilek.

Keterangan itu merujuk pada data dari 17.500 orang yang mengatakan mereka dites positif pada pertengahan Juli 2022.

Baca juga: Korea Utara Umumkan Hampir Akhiri Krisis Akibat Wabah Covid-19

Gejala Covid-19 lain yang dilaporkan adalah sakit kepala dan hidung tersumbat.

Kondisi ini cukup berbeda dari sebelumnya.

Di mana, suhu tubuh tinggi atau demam dan hilangnya indra perasa dan penciuman atau anosmia, salah satu gejala yang dulu biasa dirasakan penderita Covid-19, sekarang sudah semakin jarang.

Suara serak, bersin, dan otot sakit sekarang semakin banyak dialami pengidap Covid-19.

Sebanyak 20 gejala Covid, berdasarkan urutan, menurut data dari studi Zoe App adalah sebagai berikut:

  1. Sakit tenggorokan - dilaporkan 58 persen
  2. Sakit kepala - 49 persen
  3. Hidung tersumbat - 40 persen
  4. Batuk tanpa dahak - 40 persen
  5. Pilek - 40 persen
  6. Batuk berdahak - 37 persen
  7. Suara serak - 35 persen
  8. Bersin- 32 persen
  9. Kelelahan - 27 persen
  10. Otot sakit - 25 persen
  11. Pusing - 18 persen
  12. Kelenjar leher bengkak - 15 persen
  13. Sakit mata - 14 persen
  14. Bau yang berubah- 13 persen
  15. Nyeri dada, sesak napas- 13 persen
  16. Demam - 13 persen
  17. Menggigil - 12 persen
  18. Sesak napas - 11 persen
  19. Sakit telinga - 11 persen
  20. Hilangnya penciuman - 10 persen

Gejala-gejala di atas juga dilaporkan para peneliti lain.

Studi React-1 itu setiap bulan mengirim 150.000 tes secara acak untuk melakukan tes mandiri di rumah.

Baca juga:

Temuan itu menunjukkan gejala yang dialami orang berubah seiring dengan munculnya varian virus corona baru.

Para ilmuwan mengatakan perubahan itu menunjukkan mutasi virus.

Sejumlah varian Covid-19 muncul sejak pertama kali virus corona ditemukan di Wuhan, China. Yang terbaru adalah Omicron.

Para peneliti React-1 dari Imperial Colleage London mengatakan hilangnya penciuman dan rasa sekarang lebih jarang terjadi dengan adanya varian baru.

Semakin banyak orang yang melaporkan gejala seperti batuk pilek.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com