Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singapura Tidak Akan Lockdown meski Dihantam Gelombang Ke-8 Covid-19

Kompas.com - 07/07/2022, 08:04 WIB
Ericssen,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

SINGAPURA, KOMPAS.com – Gelombang ke-8 Covid-19 menerjang Singapura. Angka kasus harian berlipatganda dari rataan 3.000-4.000-an kasus menjadi lebih dari 10.000 kasus.

Kasus harian memecahkan rekor tertinggi dalam 3,5 bulan setelah menyentuh 12.784 kasus pada Selasa (5/7/2022).

Terakhir kali angka ini terlampaui adalah pada 22 Maret 2022 ketika Singapura melewati gelombang ke-7 yang dipicu varian Omicron.

Baca juga: Singapura Konfirmasi Kasus Pertama Penularan Lokal Cacar Monyet

Adapun gelombang terbaru virus corona ini disebabkan oleh varian Omicron subvarian BA.4 dan BA.5.

Melonjaknya gelombang ke-8 ini ikut menginfeksi Presiden Singapura Halimah Yacob, Ketua Parlemen Tan Chuan Jin, serta Menteri Kebudayaan, Masyarakat, dan Pemuda Edwin Tong.

Halimah dan Tan menyebutkan, mereka mengalami gejala-gejala flu dan saat ini sedang menjalani pemulihan mandiri di kediaman masing-masing.

Normalisasi Covid-19 berlanjut

Pekerja kantor yang sedang istirahat makan siang hilir mudik di jantung Central Business District (CBD) Singapura di distrik Downtown, Jumat siang (27/5/2022). Pekerja kantor mulai kembali bekerja di kantor seiring dengan normalisasi kehidupan sehari-hari Singapura hidup bersama Covid-19 yang endemik sejak 29 Maret 2022.KOMPAS.com/ERICSSEN Pekerja kantor yang sedang istirahat makan siang hilir mudik di jantung Central Business District (CBD) Singapura di distrik Downtown, Jumat siang (27/5/2022). Pekerja kantor mulai kembali bekerja di kantor seiring dengan normalisasi kehidupan sehari-hari Singapura hidup bersama Covid-19 yang endemik sejak 29 Maret 2022.
Berbeda dengan tujuh gelombang sebelumnya, Singapura untuk kali pertama memastikan tidak akan menerapkan lockdown untuk melandaikan kurva penyebaran Covid-19.

Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung pada Rabu (7/7/2022) menyampaikan, warga "Negeri Singa” cukup melanjutkan kewajiban memakai masker di dalam ruangan.

Ong berkata, gelombang terbaru Covid-19 Singapura ini akan menjadi titik tolak krusial kebijakan negara hidup berdampingan dengan Covid-19 yang endemik.

Optimisme Singapura dilatarbelakangi sejumlah faktor.

Faktor pertama adalah sangat tingginya angka vaksinasi "Negeri Merlion” yaitu 93 persen untuk dua dosis pertama dan 78 persen untuk booster vaksin Covid-19.

Baca juga:

Vaksinasi Covid-19 terus menjadi kunci utama keberhasilan Singapura melewati gelombang ke-7 varian Omicron tanpa jatuhnya banyak korban jiwa.

Menteri Ong menuturkan, faktor kedua adalah kapasitas rumah sakit sangat terkendali. Angka pasien yang di-opname jauh lebih rendah dibanding 1.700 kasus ketika gelombang ke-7 menghantam.

Jumlah pasien yang saat ini dirawat inap di rumah sakit karena Covid-19 adalah 683 orang. Sebanyak 16 penderita terbaring di ruang perawatan intensif (ICU) dan 77 pasien memerlukan oksigen tambahan.

Faktor yang terakhir adalah mayoritas besar penderita Covid-19 mengalami gejala ringan atau bahkan asimtomatik alias tidak bergejala sama sekali.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com