Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arab Saudi Terapkan Kuota Haji Sistem Undian untuk Sejumlah Negara, Apa Dampaknya?

Kompas.com - 10/07/2022, 15:32 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

RIYADH, KOMPAS.com - Arab Saudi menerapkan kuota haji sistem undian khusus jemaah untuk wilayah tertentu, sehingga memicu kemarahan umat muslim di wilayah yang terdampak.

Sistem baru itu hanya diterapkan bagi ribuan calon jemaah haji dari sekitar 50 negara di Eropa, Australia, dan Amerika.

Baca juga: Arab Saudi Rawat 43.000 Jemaah Haji 2022, Termasuk Lakukan Operasi Jantung

Kementerian Haji Arab Saudi pada Juni lalu mengumumkan bahwa umat Islam dari tiga benua itu harus mengajukan permohonan tiket haji dengan harga tetap melalui sistem undian lewat situs web Motawif yang didukung pemerintah.

Sistem baru ini disebut bertujuan untuk melindungi jemaah dari penyelenggara tur "palsu", yang menawarkan visa haji dengan beragam harga, baik via online maupun offline.

Namun, langkah itu juga mengesampingkan agen perjalanan haji yang sudah beroperasi lama, yang telah menjual tiket untuk musim haji 2022. Sistem ini mulai diberlakukan pada 7 Juli.

"Setelah pandemi dan semua yang telah kita lalui beberapa tahun terakhir, saya merasa perlu untuk menghidupkan kembali hubungan saya dengan Tuhan,” kata Omar, seorang pria Lebanon yang tinggal di Amerika Serikat dan telah mengajukan visa haji melalui sebuah agen perjalanan online yang berbasis di AS.

Kepada DW yang mewartakan hal ini, Omar meminta agar nama lengkapnya tidak dipublikasikan, karena dia khawatir akan konsekuensi negatif pada aplikasi haji di masa depan.

Baca juga: Suhu Maksimum Arab Saudi Saat Musim Haji 2022 Lebih Panas dari Indonesia

Ketika Arab Saudi beralih ke sistem baru melalui undian, Omar menarik kembali permohonannya. "Tapi saya masih belum menerima konfirmasi pengembalian dana," paparnya.

Beberapa calon jemaah haji yang menggunakan sistem undian lewat Motawif menyebutkan, sistem baru ini memberikan lebih banyak masalah daripada sistem sebelumnya.

Umumnya para calon jemaah haji telah membayar paket haji mereka sekitar 6.000 dolar AS (sekitar Rp 90 juta).

Di Twitter, banyak yang mencurahkan kemarahan mereka tentang pengalamannya menggunakan tagar #PaidButFailed.

Permasalahannya serupa, antara lain pembayaran yang tidak berhasil, status aplikasi yang belum dikonfirmasi, tanggal penerbangan dan akomodasi yang tidak cocok, perubahan hotel, dan fakta bahwa hotline pelanggan pada dasarnya tidak tersedia.

Baca juga: Arab Saudi Cabut Aturan Wajib Hijab, Kenapa Banyak Wanita Pilih Potong Rambut Pendek Gaya “Boy”

Jumlah kuota berubah

Sebelum sistem baru menjadi wajib bagi umat Islam di Eropa, Australia, dan Amerika, sudah banyak yang tidak kebagian kuota haji. Jumlah tiket yang dialokasikan selalu proporsional dengan populasi muslim di negara tertentu.

Di tahun-tahun pandemi, jumlah orang yang diizinkan untuk beribadah haji berkurang secara signifikan.

Jumlah umat muslim yang diizinkan dari negara-negara di Asia dan Timur Tengah berkurang, bahkan warga Saudi hanya diizinkan dalam kapasitas terbatas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com