Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kematian Misterius Meningkat di Lingkaran Pemerintahan Iran, Apa yang Terjadi?

Kompas.com - 14/06/2022, 13:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Al Jazeera

TEHERAN, KOMPAS.com – Dua pria yang bekerja di industri kedirgantaraan Iran tewas dalam insiden terpisah saat bertugas aktif, menurut media pemerintah Iran.

Cabang elit Pengawal Revolusi Islam (IRGC) di provinsi Markazi mengumumkan dalam sebuah pernyataan yang disiarkan media Iran pada Minggu (12/6/2022) malam, dilansir Al Jazeera.

Ali Kamani, anggota divisi kedirgantaraan IRGC yang bekerja di Khomein, sekitar 320 km (200 mil) selatan ibukota Teheran, dilaporkan tewas dalam "kecelakaan mengemudi" dalam misi yang tidak disebutkan.

Baca juga: Israel Desak Warganya Tinggalkan Turki Segera karena Ancaman Serangan Iran

Pada Senin (13/6/2022), situs berita semi-resmi Fars, yang berafiliasi dengan IRGC, melaporkan bahwa pekerja luar angkasa lainnya, seorang pria berusia 33 tahun bernama Mohammad Abdous, juga tewas saat menjalankan misi.

Pelabelan kedua kematian itu sebagai "kemartiran" mungkin menunjukkan bahwa Iran mengeklaim orang-orang itu telah dibunuh.

Tidak ada rincian kematian Abdous yang dipublikasikan, selain dia meninggal pada hari Minggu di provinsi utara Semnan.

Kamani dan Abdous adalah jadi sosok terbaru dalam serangkaian kematian misterius yang terjadi dalam beberapa minggu terakhir.

Baca juga: Iran Mulai Pasang Alat Pengayaan Uranium Canggih di Fasilitas Nuklir dan Matikan Kamera Pengawas PBB

Salah satunya, seorang kolonel Pasukan Quds IRGC, Ali Esmaeilzadeh, dilaporkan oleh media pemerintah telah meninggal dalam kecelakaan awal bulan ini.

Kantor berita semi-resmi Tasnim, yang dekat dengan IRGC, menolak klaim saluran televisi oposisi Iran yang berbasis di London bahwa Esmaeilzadeh disingkirkan oleh IRGC karena dicurigai terlibat dalam pembunuhan 22 Mei terhadap kolonel lain.

Tasnim menggambarkan klaim itu sebagai "perang psikologis dan pemalsuan berita" dan mengatakan dia jatuh dari balkon rumahnya yang tidak aman.

Pada tanggal 31 Mei, seorang insinyur kedirgantaraan bernama Ayoob Entezari meninggal dalam keadaan yang mencurigakan.

Baca juga: Kereta Tergelincir di Iran Tengah, 17 Orang Tewas

Media Israel, yang mengklaim Entezari telah bekerja pada program rudal dan drone Iran, mengatakan dia telah diracuni di sebuah pesta makan malam, dan bahwa tuan rumah telah meninggalkan negara itu.

Tetapi pengadilan di Yazd, tempat dia meninggal, menyebut Entezari yang berusia 35 tahun sebagai "karyawan biasa di sebuah perusahaan industri" yang meninggal karena "penyakit" yang tidak ditentukan di rumah sakit dan tidak ada hubungannya dengan IRGC.

Sebelum kasus itu, pada 26 Mei, kementerian pertahanan Iran mengonfirmasi bahwa seorang insinyur, Ehsan Ghadbeigi, telah "syahid" dan bahwa orang lain terluka setelah "kecelakaan" terjadi di kompleks militer Parchin dekat Teheran.

The New York Times melaporkan pada saat itu bahwa Ghadbeigi telah tewas dalam dugaan serangan pesawat tak berawak Israel.

Baca juga: Di Mana Persoalannya, Nuklir Iran atau Nuklir Israel?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com