Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NATO dan AS Sepakat, Cara Ini yang Mungkin Hentikan Perang Rusia-Ukraina

Kompas.com - 02/06/2022, 13:46 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pejabat tinggi NATO dan AS sekapakat akhir perang Rusia-Ukraina kemungkinan hanya akan terjadi jika ada kesepakatan di meja perundingan.

Tetapi, kedua pihak menilai Ukraina harus mampu mempertahankan diri untuk memperkuat posisi mereka dalam perundingan damai dengan Rusia.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-98 Serangan Rusia ke Ukraina, Sebagian Besar Sievierodonetsk Dikendalikan Rusia, Gas ke Sejumlah Negara Eropa Diputus

Pada konferensi pers bersama di Washington DC pada Rabu (1/6/2022), Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan situasi di medan perang akan mempengaruhi bagaimana negosiasi di masa depan akan berlangsung.

"Perang tidak dapat diprediksi. Kami dapat memprediksi invasi, tetapi bagaimana perang ini akan berkembang, sangat sulit untuk diprediksi. Apa yang kita ketahui adalah bahwa hampir semua perang berakhir pada tahap tertentu di meja perundingan,” ujar Stoltenberg sebagaimana dilansir Al Jazeera.

Dia menambahkan bahwa NATO mendukung hak Ukraina untuk membela diri, sambil memercayai kepemimpinan di Kyiv untuk membuat penilaian sendiri dalam pembicaraan dengan Moskwa.

Blinken menggemakan pernyataan Stoltenberg.

“Apa yang sedang kami lakukan … adalah untuk memastikan bahwa Ukraina memiliki apa yang mereka butuhkan untuk mempertahankan diri dari agresi ini, untuk mengusirnya dan mendorongnya kembali (ke Rusia),” katanya.

“Dan juga sebagai hasilnya, untuk memastikan bahwa mereka memiliki “posisi tawa-menawar” yang paling kuat di setiap meja perundingan yang muncul.”

Baca juga: Negara-negara Netral Eropa Mulai Daftar NATO, Apakah Austria Selanjutnya?

Blinken juga mengatakan sulit untuk berspekulasi tentang arah konflik atau kapan akan berakhir.

"Kapannya belum bisa kami katakan, persisnya bagaimana," ujarnya.

“Apa yang bisa kami katakan adalah apa yang akan kami lakukan untuk memastikan bahwa Ukraina memiliki sarana mempertahankan diri dan memiliki kekuatan terkuat di setiap langkah di sepanjang jalan.”

Serangan Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari dilakukan setelah kebuntuan berbulan-bulan, soal pengumpulan pasukan Moskwa di dekat perbatasan Ukraina, ketika Presiden Rusia Vladimir Putin menuntut diakhirinya ekspansi NATO ke bekas republik Soviet.

Setelah kegagalannya merebut Ibu Kota, Kyiv, Moskwa mengurangi tujuan perangnya, dan mengalihkan upaya perangnya ke wilayah Donbas timur dan bagian selatan Ukraina.

Sementara itu, AS dan sekutunya terus memberikan Ukraina peralatan militer untuk melawan invasi.

Bulan lalu, Kongres AS menyetujui tambahan 40 miliar dollar AS (Rp 580 triliun) dalam bantuan militer dan kemanusiaan. Presiden AS Joe Biden mengumumkan paket bantuan keamanan AS yang baru ke Ukraina pada Rabu (1/6/2022) menggunakan dana tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com