KYIV, KOMPAS.com – Ukraina mengatakan pada Selasa (31/5/2022) bahwa Rusia telah menguasai sebagian besar Sievierodonetsk, kota industri di Ukraina timur.
Serangan habis-habisan Rusia di Kota Sievierodonetsk, Provinsi Luhansk, telah menghadapi perlawanan keras dari pasukan Ukraina, sebagaimana dilansir Reuters.
Kelompok separatis yang didukung Rusia di Luhansk mengakui bahwa merebut kota itu memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan.
Baca juga: Rusia Nyatakan Siap Teken Perjanjian Damai dengan Ukraina
Setelah gagal merebut Ibu Kota Ukraina, Kyiv, kemenangan Rusia di Sievierodonetsk dan penyeberangan Sungai Siverskyi Donets di Lysychansk akan membuat Moskwa memiliki kendali penuh atas Luhansk.
Analis militer Barat mengatakan, Moskwa telah menguras tenaga dan senjatanyai dari bagian lain di front timur untuk berkonsentrasi di Sievierodonetsk.
Gubernur Provins Luhansk Serhiy Gaidai menuturkan, hampir semua infrastruktur penting di Sievierodonetsk telah hancur dan 60 persen properti permukiman rusak tidak dapat diperbaiki.
“Sebagian besar Sievierodonetsk berada di bawah kendali Rusia,” kata Gaidai.
Baca juga: Setelah Belanda, Rusia Putus Aliran Gas di Denmark dan Jerman
Dia menambahkan, gempuran yang dilancarkan Rusia telah membuat pengiriman bantuan atau evakuasi orang menjadi tidak mungkin.
“Kami dapat mengatakan bahwa sepertiga dari Sievierodonetsk sudah berada di bawah kendali kami,” lapor kantor berita Rusia TASS mengutip Leonid Pasechnik, pemimpin Republik Rakyat Luhansk yang pro-Moskwa.
Gaidai memperingatkan penduduk Sievierodonetsk untuk tidak meninggalkan tempat perlindungan bom karena apa yang dia katakan adalah serangan udara Rusia terhadap tangki asam nitrat.
Sedangkan Kepolisian Republik Rakyat Luhansk berujar, pasukan Ukraina-lah yang telah merusaknya.
Baca juga: Rusia Serang Tangki Asam Nitrat di Pabrik Kimia Severodonetsk, Penduduk Terancam
Ukraina dan pasukan separatis yang didukung Rusia saling tuding atas insiden serupa pada April.
Institute for the Study of War yang berbasis di Washington menulis, Presiden Rusia Vladimir Putin menumpahkan manusia dan amunisi ke Sievierodonetsk.
“Seolah-olah mengambilnya akan memenangi perang untuk Kremlin. Dia salah,” tulis Institute for the Study of pekan minggu ini.
Sementara itu, ribuan penduduk Sievierodonetsk masih terjebak di kota tersebut.