Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Drone Bayraktar Turki Laku Keras Setelah Perang di Ukraina

Kompas.com - 01/06/2022, 13:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

ANKARA, KOMPAS.com - Keberhasilan Ukraina mengatasi sistem artileri dan kendaraan lapis baja Rusia dengan drone Turki Bayraktar tipe TB2 membuat "seluruh dunia" ingin membelinya, kata pengembangnya.

"Bayraktar TB2 melakukan apa yang seharusnya dilakukan – menghentikan beberapa sistem anti-pesawat paling canggih dan sistem artileri serta kendaraan lapis baja canggih,” kata Selcuk Bayraktar kepada Reuters di sela-sela pameran di Baku, Azerbaijan.

Dia menjalankan perusahaan Baykar di Istanbul dengan saudaranya Haluk. Dia mengatakan, drone mereka telah menunjukkan bagaimana teknologi merevolusi peperangan modern. "Seluruh dunia sekarang (mau jadi) pelanggan," tambahnya.

Baca juga: Turki Pamerkan Drone Bayraktar TB2 di Festival Kedirgantaraan Azerbaijan

Drone TB2 memiliki lebar sayap 12 meter dan dapat terbang hingga 25.000 kaki sebelum menukik untuk menghancurkan tank dan artileri dengan bom penerobos lapisan baja yang dipandu laser. Dalam perang di Ukraina, drone ini membantu melemahkan superioritas militer Rusia yang luar biasa.

Baykar didirikan pada 1980-an oleh ayah Selcuk dan Haluk, Ozdemir Bayraktar, dan sejak 2005 mulai fokus pada pesawat tak berawak, ketika Turki berusaha memperkuat industri pertahanan domestiknya.

Drone Bayraktar bahkan jadi perhatian dari Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Kementerian Pertahanan sejak invasi ke Ukraina dimulai pada 24 Februari. Sebelumnya, TB2 telah menjadi salah satu faktor dalam konflik di Suriah, Irak, Libya dan Nagorno-Karabakh. Perang Ukraina sekarang menjadi faktor pendorong utama untuk ekspor senjata dari Turki ke seluruh dunia.

Baca juga: Rusia Geram Turki Jual Drone Canggih Bayraktar TB2 ke Ukraina

Pengembang drone jadi mantu Erdogan

Selcuk Bayraktar, pengembang drone yang menikah dengan putri Presiden Turki Erdogan.ALBA CAMBEIRO/SOPA/ZUMA/PICTURE ALLIANCE via DW INDONESIA Selcuk Bayraktar, pengembang drone yang menikah dengan putri Presiden Turki Erdogan.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, permintaan internasional sangat besar untuk TB2 dan untuk drone yang lebih baru, Akinci. Selcuk Bayraktar, yang menikah dengan putri Erdogan, mengatakan Baykar dapat memproduksi 200 drone TB2 per tahun.

Dia mengatakan bangga bahwa drone perusahaannya telah digunakan di Ukraina dan di Nagorno-Karabakh, daerah kantong etnis Armenia, di mana pasukan Azerbaijan berhasil merebut kembali sebagian besar wilayah pada 2020.

"Ini adalah invasi ilegal, sehingga TB2 membantu orang-orang terhormat Ukraina membela negara mereka," katanya dalam pameran di Baku.

Baca juga: Drone Bayraktar TB2 Buatan Turki Ampuh Lawan Pasukan Rusia di Ukraina

"Pendudukan ilegal Karabakh juga seperti luka hati sejak masa muda kita. Dan sebagai insinyur yang mengembangkan teknologi, merupakan suatu kehormatan untuk membantu saudara-saudara kita di sini untuk mendapatkan kembali tanah mereka."

Dua minggu lalu, Rusia menggembar-gemborkan senjata laser generasi yang menurut Moskow dapat membutakan satelit yang mengorbit dan menghancurkan drone. Tapi Selcuk Bayraktar mengatakan, senjata seperti itu tidak efektif melawan TB2.

"Jangkauan mereka terbatas, sehingga jika jangkauan sensorik dan amunisi Anda lebih jauh, mereka tidak akan efektif," katanya.

Baca juga: Bayraktar TB2, Simbol Kebangkitan Turki Jadi Negara Adidaya Drone

Tidak hanya drone untuk perang

Pesawat tempur tanpa awak Bayraktar Avinci, produk senjata terbaru perusahaan Baykar.MUHAMMED ENES YILDRIM/AA/PICTURE ALLIANCE via DW INDONESIA Pesawat tempur tanpa awak Bayraktar Avinci, produk senjata terbaru perusahaan Baykar.

Perusahaan Baykar sekarang sedang mengerjakan drone TB3, yang memiliki sayap yang dapat dilipat dan dapat lepas landas atau mendarat di kapal induk dengan landasan pacu pendek. Selain itu, Baykar juga mengembangkan pesawat tempur tak berawak yang disebut MUIS atau Kizilelma.

"Insya Allah, penerbangan pertama Kizilelma akan jadi tahun depan, dan TB3 akhir tahun ini atau awal tahun depan," kata Selcuk Bayraktar, yang lahir di Istanbul dan belajar di University of Pennsylvania dan Massachusetts Institute of Technology.

"Jika Anda melihat cakrawala waktu yang lebih lama, kami sedang mengerjakan drone taksi - untuk itu kami perlu mengembangkan teknologi otonomi tingkat yang lebih tinggi - yang pada dasarnya adalah AI - tetapi itu akan merevolusi cara orang diangkut di perkotaan."

Baca juga: Menhan Inggris: Drone Bayraktar TB2 Turki Ancaman Nyata bagi Musuh

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com