Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalah Pemilihan, Ini Rekam Jejak Kontroversial PM Australia Scott Morrison

Kompas.com - 22/05/2022, 10:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Fox News

CANBERRA, KOMPAS.com - Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan pemerintah konservatifnya meninggalkan Australia dalam kondisi yang kuat.

Ini bahkan terjadi ketika para pemilih pada hari Sabtu (21/5/2022) seolah menghukumnya karena penanganannya terhadap sejumlah masalah, termasuk perubahan iklim dan pandemi.

Hal ini membuat oposisi kiri-tengah naik ke puncak kekuasaan untuk pertama kalinya selama hampir satu dekade.

Baca juga: Setelah 9 Tahun Berkuasa, Pemerintah Konservatif Kalah dalam Pemilu Australia karena Isu Iklim

Dilansir Fox News, Morrison, 54 tahun, mengatakan dia mundur sebagai ketua partai Liberal.

Anggota senior koalisi konservatif yang telah memerintah Australia sejak 2013 ini mengakui kekalahan dari partai Buruh dan pemimpinnya Anthony Albanese.

Sebagai seorang mantan pemasar pariwisata sebelum beralih ke politik, Morrison dicap sebagai "perdana menteri yang tidak disengaja" pada tahun 2018.

Saat itu rekan-rekan pemerintahnya memilihnya untuk menggantikan pemimpin saat itu, Malcolm Turnbull.

Morrison membuat kejutan besar dengan memimpin koalisi menuju kemenangan dalam pemilihan 2019 yang awalnya tampak tidak dapat dimenangkan.

Baca juga: Australia Umumkan Dugaan Kasus Cacar Monyet dari Pria yang Kembali dari Eropa

Sejak saat itu dia dikritik habis-habisan karena menyeret rantai perubahan iklim dan karena tidak membangun integritas yang dijanjikan dan tak mencegah korupsi para politisi nasional.

Dia juga dicemooh karena berlibur di Hawaii selama krisis kebakaran hutan besar Australia pada musim panas 2019-20.

Kecerobohan dalam program vaksinasi Covid-19 di negara itu, upaya memimpin sementara Kepulauan Solomon, serta menjalin kemitraan strategis dengan China, juga jadi alasan Morrison begitu kontroversial.

Morrison juga dikecam secara luas karena kurangnya empati dalam kaitannya dengan perlakuan terhadap perempuan dalam masyarakat Australia.

Baca juga: Profil Pemimpin Dunia: Scott Morrison, Perdana Menteri Australia

"Kami menyerahkan negara ini dengan pemerintah berada dalam posisi yang lebih kuat dibanding ketika kami mewarisinya ketika kami pertama menjabat," kata Morrison pada pertemuan pendukung Liberal di Sydney.

"Pengangguran saat ini berada pada level terendah dalam 48 tahun," katanya, mengacu pada tingkat 3,9 persen.

"Orang Australia meninggalkan sekolah dan universitas, mendapatkan pekerjaan, tahu bahwa mereka memiliki kepercayaan diri untuk berada di luar sana dan dapat memperoleh pekerjaan. Itulah yang saya harapkan untuk mereka dan negara,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com