WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Audit yang dilakukan perusahaan perangkat lunak SparkToro, menemukan bahwa 49,3 persen pengikut Twitter Presiden AS Joe adalah pengikut palsu.
Laporan Newsweek dilansir New York Post, menyebut SparkToro telah mendefinisikan "pengikut palsu" sebagai "akun yang tidak dapat dijangkau dan tidak akan melihat tweet akun tersebut."
Baca juga: KTT AS-ASEAN: Joe Biden Umumkan Era Baru Hubungan Washington dan Asia Tenggara
Ini bisa jadi karena spam, bot, propaganda, atau karena mereka tidak lagi aktif di Twitter.
Sebelumnya CEO Tesla Elon Musk, yang mencoba membeli Twitter, telah menyatakan keprihatinan atas meningkatnya jumlah akun palsu dan mengusulkan tindakan keras terhadap hal itu.
Musk mengatakan dia yakin bahwa 20 persen dari semua akun Twitter adalah palsu dan bersumpah untuk tidak melakukan pembelian raksasa media sosial senilai 44 miliar dollar AS itu sampai masalah terselesaikan.
Baca juga: Presiden AS Joe Biden Sambut Ramadhan 2022, Kutip Ayat Al Quran
CEO Twitter Parag Agrawal membalas orang terkaya di dunia itu, mengatakan bahwa raksasa digital itu menangguhkan lebih dari setengah juta akun spam setiap hari dan mengunci beberapa juta akun yang diduga spam.
SparkToro menggunakan audit yang sama pada Musk sendiri dan menemukan bahwa hampir 70,2 persen dari 93,3 juta pengikut Twitter Musk adalah palsu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.