KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Banjir bandang merendam beberapa daerah di Lembah Klang, Malaysia, terutama di Kuala Lumpur pada Senin (25/4/2022) sore.
Laporan dari Free Malaysia Today menyebutkan, banjir Kuala Lumpur ini menyebabkan kemacetan panjang karena terjadi saat jam pulang kantor.
Balai Kota Kuala Lumpur (DBKL) mengonfirmasi di Facebook bahwa setidaknya 11 jalan terdampak banjir yaitu: Jalan Kuching, Jalan Tuanku Abdul Halim, Jalan Semantan, Pintasan Segambut, Jalan Segambut, Jalan Kinabalu (Bulatan Merdeka), Jalan Changkat Thambi Dollah, Lebuhraya Sultan Iskandar, Jalan Travers, Bulatan Dato Onn, dan Jalan Melaka.
Baca juga: Indonesia dan Malaysia Upayakan Bahasa Melayu Jadi Bahasa Resmi ASEAN
Dikutip dari Malay Mail, hingga pukul 16.30 dewan ibu kota mengatakan bahwa petugasnya telah tiba di lokasi untuk mengatur lalu lintas.
Sementara itu, polisi Kuala Lumpur di Facebook memperingatkan masyarakat bahwa ketinggian air telah naik hingga setinggi lutut di daerah yang sama, dan sirene Sungai Toba di Segambut menyala karena air meluap.
Sebelumnya pada hari itu, Departemen Meteorologi Malaysia (MetMalaysia) memperingatkan, semua daerah di Kuala Lumpur, beberapa daerah di Selangor, dan sebagian besar negara akan diguyur hujan tingkat tinggi yang berbahaya sampai jam 8 malam.
Baca juga: Hanya dalam 10 Menit, Pria Ini Berhasil Selamatkan 700 Nyawa Saat Banjir Bandang di Malaysia
Pada Desember tahun lalu, Lembah Klang mengalami salah satu banjir bandang terburuk dalam sejarah.
Daerah-daerah seperti Shah Alam, Klang, dan Kuala Lumpur ikut terdampak, sehingga membuat ribuan orang mengungsi, menewaskan 25 orang, dan menyebabkan kerugian senilai 3,1 miliar ringgit (Rp 10,26 triliun) di Selangor.
Banjir yang dimulai setelah hujan lebat pada 17 Desember itu memicu perdebatan sengit di Malaysia tentang bagaimana upaya mitigasi perlu ditingkatkan.
Menteri Besar Selangor Datuk Seri Amirudin Shari pada saat itu mengatakan, pihak berwenang tidak siap menangani curah hujan yang mencapai 380mm, tertinggi yang tercatat di Selangor.
Baca juga: Banjir Malaysia Rugikan Negara Rp 20 Triliun