Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Kecaman, Seekor Anjing Dipukuli Sampai Mati dengan Sekop karena Khawatir Sebar Covid-19

Kompas.com - 11/04/2022, 17:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com - Seekor anjing corgi dipukuli sampai mati di jalan di Shanghai, China karena khawatir hewan itu dapat menyebarkan Covid-19.

Insiden itu memicu kemarahan di antara penduduk Shanghai yang menghadapi lockdown yang tidak terbatas.

Diberitakan Insider, Jumat (8/4/2022), dalam video dan foto yang dibagikan secara luas di media sosial, hewan itu mulanya tampak mengejar sebuah mobil van sebelum dibunuh oleh seorang pria yang mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap menggunakan sekop.

Baca juga: Frustasi atas Lockdown Shanghai, Warga Protes Ramai-ramai Berdiri di Balkon Berteriak-teriak

Di platform mirip Twitter, Weibo, tagar "Shanghai corgi" telah dilihat lebih dari 52 juta kali hingga Jumat.

Pria itu awalnya diyakini sebagai pekerja pencegahan epidemi.

Tetapi, dia kemudian diidentifikasi sebagai penjaga gerbang yang bekerja di kompleks perumahan di Pudong New Area, tempat pemilik anjing corgi tinggal, menurut Radio Free Asia.

Radio Free Asia melaporkan, penjaga mengaku membunuh anjing itu karena khawatir hewan tersebut dapat menyebarkan Covid-19, setelah pemiliknya dinyatakan positif mengidap penyakit akibat virus corona.

"Kami tidak memikirkan hal ini secara komprehensif," kata perwakilan komite lingkungan yang tidak disebutkan namanya sebelum menambahkan bahwa kompensasi akan dibayarkan kepada pemiliknya.

Menurut South China Morning Post, pemilik anjing itu dinyatakan positif Covid-19 dan dibawa ke pusat karantina di dalam van.

Baca juga: Shanghai Siapkan 130.000 Tempat Tidur Covid-19, Xi Jinping Tetap Puji Penanganan Wabah China

Pemilik anjing disebur memutuskan untuk membiarkan corgi berkeliaran bebas karena mereka khawatir anjing itu akan kelaparan jika dibiarkan di rumah.

Corgi mengejar pemiliknya untuk sementara waktu, tetapi ketika van pergi, penjaga yang bertugas mengambil sekop dan memukul anjing itu tiga kali, membunuhnya seketika.

Gonggongan anjing corgi dapat didengar di video.

Insiden itu telah memicu kemarahan di kota yang sudah frustrasi dengan lockdown yang ketat dan tidak terbatas.

Sebanyak 26 juta penduduk Shanghai bahkan tidak dapat meninggalkan rumah mereka untuk membeli bahan makanan.

"Pria itu monster. Dia ingin melawan Covid-19, tetapi siapa yang memberinya hak untuk membunuh kehidupan yang tidak bersalah?" komentar salah satu pengguna Weibo.

Insiden pembunuhan terhadap hewan peliharaan karena ketakukan akan Covid-19 di China bukan terjadi kali ini saja.

Baca juga: Tes Covid-19 Massal 26 Juta Orang di Shanghai, China Kerahkan Ribuan Personel Militer

Bulan lalu, seekor hewan peliharaan anjing Samoyed bernama Snowball dipukuli secara brutal dengan tongkat oleh pekerja Covid-19 yang mengenakan APD di kota Huizhou di provinsi Guangdong.

Pada November tahun lalu, seorang wanita di kota Shangrao di provinsi Jiangxi mengatakan pekerja kota memasuki rumahnya dan memukuli anjingnya sampai mati.

Pada Kamis (7/4/2022), kota Shanghai melaporkan 20.398 kasus tanpa gejala dan 824 kasus dengan gejala, menurut Komisi Kesehatan Kota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com