Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Usia 53 Tahun Berhasil "Diubah" Jadi 23 Tahun, Kok Bisa?

Kompas.com - 12/04/2022, 21:00 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

CAMBRIDGE, KOMPAS.com - Sekelompok ilmuwan berhasil meremajakan sel-sel kulit seorang perempuan berusia 53 tahun, menjadi seperti sel milik orang berusia 23 tahun.

Para ilmuwan di Cambridge ini meyakini mereka bisa melakukan hal yang sama dengan jaringan-jaringan lain dalam tubuh.

Tujuan utamanya adalah untuk mengembangkan perawatan atas penyakit-penyakit yang berkaitan dengan penuaan, seperti diabetes, penyakit jantung, dan kelainan neurologis.

Baca juga: Benarkah Otak Pria dan Perempuan Berbeda?

Teknologi untuk melakukannya dibangun dengan teknik yang digunakan untuk menciptakan Dolly, domba kloningan lebih dari 25 tahun lalu.

Kepala tim ini, Prof Wolf Reik dari Institut Babraham di Cambridge, mengatakan kepada BBC News bahwa dia berharap teknik ini pada akhirnya dapat digunakan untuk menjaga kesehatan manusia lebih lama, ketika mereka beranjak tua.

"Kita telah memimpikan hal seperti ini sejak lama. Banyak penyakit yang memburuk seiring bertambahnya usia, dan berpikir bahwa kami bisa membantu orang-orang seperti ini, sangat menyenangkan," kata dia.

Namun Prof Reich menekankan bahwa hasil kerja ini, yang telah dipublikasikan dalam jurnal eLife, masih dalam tahap yang sangat awal. Dia berkata, ada sejumlah masalah ilmiah yang harus diatasi sebelum teknik ini bisa dipindahkan dari dalam lab ke uji klinis.

Dia juga berkata, mendemonstrasikan untuk pertama kalinya bahwa proses peremajaan sel mungkin dilakukan adalah langkah maju yang sangat penting.

Domba Dolly diciptakan dengan kloning untuk menemukan obat untuk penyakit akibat penuaan.BBC INDONESIA Domba Dolly diciptakan dengan kloning untuk menemukan obat untuk penyakit akibat penuaan.
Asal-usul teknik ini berasal dari 1990-an, ketika para ilmuwan di Institut Roslin yang terletak di dekat Edinburg mengembangkan metode untuk mengubah sel kulit dewasa dari seekor domba menjadi embrio. Ini mengawali terciptanya Dolly, si domba kloning.

Tujuan tim dari Roslin ini bukanlah untuk mengkloning domba, pun manusia, tapi untuk menggunakan teknik ini dalam menciptakan apa yang disebut sebagai sel stem embrionik manusia.

Ini, harap mereka, dapat dikembangkan menjadi jaringan-jaringan spesifik, seperti otot, tulang rawan, dan sel saraf untuk menggantikan bagian tubuh yang telah aus dimakan usia.

Teknik Dolly ini disederhanakan pada 2006 oleh Prof Shinya Yamanaka, saat itu berasal dari Kyoto University. Metode baru ini, dinamakan IPS, melibatkan penambahan bahan kimia kepada sel-sel dewasa selama sekitar 50 hari. Proses ini mengakibatkan perubahan genetis yang mengubah sel-sel dewasa menjadi sel stem.

Baca juga: Sejarah! Ketanji Brown Jackson, Perempuan Kulit Hitam Pertama Jadi Hakim Agung Amerika Serikat

Di kedua teknik, Dolly dan IPS, sel stem yang dibuat ini harus dikembangkan kembali menjadi sel-sel atau jaringan-jaringan lain yang dibutuhkan pasien.

Tahapan ini telah terbukti sangat sulit dan meski telah mencoba selama berpuluh-puluh tahun, penggunaan sel stem untuk merawat penyakit saat ini masih sangat terbatas.

Tim Prof Reik menggunakan teknik IPS pada sel kulit milik seorang perempuan berusia 53 tahun. Namun mereka memotong proses siraman bahan kimia dari 50 hari menjadi 12 hari saja.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com