Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilpres Perancis: Dipepet Le Pen, Macron Tetap Percaya Diri

Kompas.com - 09/04/2022, 20:15 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber TRT World

PARIS, KOMPAS.com – Presiden Perancis Emmanuel Macron mengaku tidak takut kalah dalam pemilihan presiden Perancis meski saingannya, Marine Le Pen, mempersempit gap dalam jajak pendapat.

Pemilihan presiden Perancis putaran pertama akan digelar pada Minggu (10/4/2022) yang akan memilih dua teratas dari 12 calon presiden.

“Saya memiliki semangat penaklukan daripada semangat kekalahan,” kata Macron pada Jumat (7/4/2022) dalam sebuah wawancara dengan radio RTL pada hari terakhir kampanye.

Baca juga: Presiden Perancis Sindir PM Polandia Sebagai Anti-Semit dan Sayap Kanan

Le Pen, yang mencalonkan diri dalam pemilihan presiden ketiganya, secara konsisten menempati urutan kedua di belakang Macron dalam jajak pendapat.

Dia tampaknya mempersempit gap menurut jajak pendapat terbaru, sebagaimana dilansir TRT World.

Jika jajak pendapat mencerminkan hasil pemilu, Macron dan Le Pen akan mengulangi tahun 2017 di mana keduanya saling berhadapan di putaran kedua.

Tanun lalu, Macron menang telak dengan meraup 66 persen suara dibandingkan Le Pen 34 persen. Tetapi kali ini, jajak pendapat memperkirakan perbedaan perolehan suara dari keduanya akan tipis.

Baca juga: Pilpres Perancis 2022: Ada 12 Kandidat Termasuk Petahana, Siapa yang Paling Unggul?

Sejauh ini, Le Pen telah menghabiskan banyak energi untuk mengambil keunggulan dari partainya, National Rally, agar lebih menarik bagi pemilih.

Dia telah melunakkan citranya bahkan lebih dan menjadikan daya beli sebagai inti dari kampanyenya.

Namun, dia tidak menyerah pada tema utamanya yakni menghentikan “migrasi” dan “pemberantasan” politik Islam.

Baca juga: Polandia Kritik Pendekatan Perancis ke Rusia: “Tidak Ada yang Bernegosiasi dengan Hitler”

Bermain dengan ketakutan

Dalam sebuah wawancara dengan media online Brut pada Jumat malam, Macron menyebut Le Pen, seorang sayap kanan, sedang bermain dengan ketakutan rakyat.

"Ketika saya melihat pandangan sayap kanan, siapa pun kandidatnya, ada banyak kaitan dengan teori konspirasi. Dan selama dua tahun pandemi, segala sesuatu dan kebalikannya dikatakan, cukup mengkhawatirkan," kata Macron.

“Dan kemudian, ada usulan jangka pendek, terkadang tidak masuk akal secara finansial atau demagogik, seperti daya beli,” tambah Macron.

Macron menekankan tingkat pengangguran menurun dari sekitar 10 persen menjadi 7,4 persen selama masa jabatannya.

Baca juga: Jerman dan Perancis Usir Puluhan Diplomat Rusia atas “Kebrutalan Luar Biasa” di Ukraina

Macron juga berjanji jika dia terpilih kembali akan memberantas pengangguran lagi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Global
[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

Global
Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Global
Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Global
Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Global
Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Global
Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Global
Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com