Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negara-negara Baltik Hentikan Impor Gas Rusia, Desak Uni Eropa Lakukan Hal yang Sama

Kompas.com - 04/04/2022, 10:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

RIGA, KOMPAS.com - Latvia mengatakan negara-negara Baltik tidak lagi mengimpor gas Rusia, saat negara-negara Eropa lainnya masih mencoba memutuskan ketergantungan energinya pada Moskwa setelah invasi ke Ukraina.

“Jika masih ada keraguan tentang apakah mungkin ada kepercayaan dalam pengiriman (gas) dari Rusia, peristiwa terkini jelas menunjukkan kepada kita bahwa tidak ada lagi kepercayaan,” Uldis Bariss, CEO Conexus Baltic Grid – operator penyimpanan gas alam Latvia, mengatakan pada Sabtu (2/4/2022).

Baca juga: Gas Rusia Masih Mengalir ke Eropa Bahkan Capai Rekor Pengiriman Tertinggi

“Sejak 1 April, gas alam Rusia tidak lagi mengalir ke Latvia, Estonia, dan Lithuania,” katanya kepada radio Latvia, seraya menambahkan bahwa konsumen Baltik saat ini dilayani oleh cadangan gas yang disimpan di bawah tanah di Latvia.

Langkah itu dilakukan saat Presiden Rusia Vladimir Putin berusaha memanfaatkan status Rusia sebagai kekuatan energi.

Dengan ekonomi Rusia yang dilumpuhkan oleh sanksi internasional yang belum pernah terjadi sebelumnya, Putin memperingatkan anggota Uni Eropa bahwa mereka perlu membuat rekening rubel untuk membayar gas Rusia.

Dia mengatakan pada Kamis (31/3/2022) bahwa kontrak yang ada akan dihentikan jika pembayaran tidak dilakukan.

Amerika Serikat telah melarang impor minyak dan gas Rusia, tapi Uni Eropa – yang menerima sekitar 40 persen pasokan gasnya dari Rusia pada 2021 – tetap mempertahankan pengiriman dari Moskwa.

Baca juga: Mulai 1 April, Pembelian Gas dari Rusia Wajib Pakai Rubel

Presiden Lituania Gitanas Nauseda meminta anggota Uni Eropa lainnya untuk mengikuti langkah negara-negara Baltik.

“Mencari kemandirian energi penuh dari gas Rusia, sebagai tanggapan atas pemerasan energi Rusia di Eropa dan perang di Ukraina, Lituania telah sepenuhnya meninggalkan gas Rusia,” kata kementerian energi Lituania dalam sebuah pernyataan Sabtu (2/4/2022) malam dilansir dari AP.

Lithuania berhasil mengurangi impor gas Rusia menjadi nol pada Sabtu (2/4/2022), sebuah langkah yang dilihat sebagai tonggak pencapaian kemandirian energi di bekas republik Soviet berpenduduk 2,8 juta orang itu.

“Kami adalah negara UE pertama di antara negara-negara pemasok Gazprom yang memperoleh kemerdekaan dari pasokan gas Rusia, dan ini adalah hasil dari kebijakan energi yang koheren selama bertahun-tahun dan keputusan infrastruktur yang tepat waktu,” kata Menteri Energi Dainius Kreivys.

Presiden Lithuania Gitanas Nauseda mengunggah kicauan optimis di akunnya dan mendesak negara-negara Eropa lainnya untuk melakukan hal yang sama.

“Mulai bulan ini – tidak ada lagi gas Rusia di Lithuania,” katanya di Twitter.

Baca juga: AS dan Uni Eropa Bentuk Gugus Tugas untuk Hentikan Ketergantungan Eropa dari Gas Rusia

“Bertahun-tahun yang lalu negara saya memungkinkan kita hari ini membuat keputusan tanpa kesulitan untuk memutuskan ikatan energi dengan agresor,” tambahnya.

“Jika kami bisa melakukannya, seluruh Eropa juga bisa melakukannya!”

Pada 2015, hampir 100 persen pasokan gas Lituania berasal dari impor gas Rusia, tetapi situasinya berubah secara drastis selama beberapa tahun terakhir. Negara tersebut telah membangun terminal impor LNG lepas pantai, yang diluncurkan pada 2014, di kota pelabuhan Klaipeda.

Kementerian energi mengatakan mulai sekarang semua gas untuk konsumsi domestik Lithuania akan berasal dari terminal LNG Klaipeda.

Tahun lalu, sekitar 26 persen pasokan gas Lituania berasal dari pengiriman dari pipa gas Rusia, sementara 62 persen datang melalui terminal LNG Klaipeda dan 12 persen sisanya diimpor dari penyimpanan gas di negara tetangga Latvia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com