Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Armenia Telepon Putin, Mengadu Soal Konflik Baru di Nagorno-Karabakh

Kompas.com - 26/03/2022, 09:14 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

YEREVAN, KOMPAS.com - Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat (25/3/2022), untuk membahas apa yang dikatakan Armenia sebagai situasi yang mengkhawatirkan di Nagorno-Karabakh.

Nagorno-Karabakh adalah sebuah wilayah yang dihuni oleh etnis Armenia yang diklaim oleh Azerbaijan dan saat ini dipatroli oleh pasukan penjaga perdamaian Rusia.

Dilansir dari Russia Today, media Armenia mengatakan kedua pemimpin negara telah membahas laporan ketegangan baru di daerah yang diperebutkan selama konflik 44 hari pada tahun 2020, yang hanya berakhir setelah mediasi oleh Moskwa.

Baca juga: Rusia: Fase Pertama Operasi Militer di Ukraina Tuntas, Giliran Fokus Bebaskan Donbas

Armenia mengatakan tentara Azeri telah menyerbu wilayah itu mulai Kamis (24/3/2022), merebut dua desa dan menggunakan pesawat tak berawak untuk membunuh setidaknya tiga tentara Republik Nagorno-Karabakh (NKR), yang diidentifikasi oleh otoritas setempat dengan namanya.

Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu dilaporkan telah menerima telepon dari Menteri Pertahanan Armenia Suren Papikyan pada Kamis. Dia juga telah menerima panggilan dari Menteri Pertahanan Azerbaijan Zakir Hasanov pada Jumat.

Namun, seruan Pashinyan kepada Putin mengangkat masalah ini dari tingkat militer murni.

Armenia menuduh Azerbaijan merebut dua desa, Khramort dan Parukh –yang oleh orang Azeri disebut Farukh– terletak di garis gencatan senjata antara Azerbaijan dan NKR yang didirikan pada tahun 2020.

Baca juga: Presiden Armenia Mengundurkan Diri, Mengaku Tak Lagi Punya Pengaruh di Masa Krisis

Media Armenia melaporkan, baku tembak berikutnya, yang melibatkan drone tempur Bayraktar TB-2 buatan Turki, mengakibatkan lebih dari selusin orang terluka dan tiga tewas di pihak Armenia, serta korban Azeri yang tidak disebutkan.

Pihak Azerbaijan sendiri telah membantah tuduhan itu, dengan mengatakan bahwa pasukan mereka hanya melanjutkan proses klarifikasi lokasi dan posisi mereka tanpa menggunakan kekuatan.

"(Klaim bahwa) UAV (drone) diduga digunakan dan bentrokan bersenjata terjadi di wilayah Azerbaijan di mana penjaga perdamaian Rusia ditempatkan sementara, yang menyebabkan kematian prajurit kami, adalah kebohongan dan provokasi,” Kata Kementerian Pertahanan Azerbaijan di Baku.

Meskipun diakui secara internasional sebagai wilayah Azerbaijan, Nagorno-Karabakh telah berada di bawah kendali mayoritas etnis Armenia sejak 1990-an, dengan dukungan negara Armenia.

Azerbaijan bergerak untuk merebut kembali wilayah itu pada September 2020, dengan dukungan dari Turki.

Moskwa akhirnya menengahi gencatan senjata yang membuat Azerbaijan menguasai lebih dari setengah wilayah, dengan wilayah yang tersisa – ermasuk satu-satunya rute darat ke Armenia– dipatroli oleh penjaga perdamaian Rusia.

Baca juga: Bentrok dengan Pasukan Azerbaijan, 3 Tentara Armenia Tewas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com