Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Utara Tembakkan Rudal Balistik Antarbenua, Jatuh di Jepang

Kompas.com - 24/03/2022, 16:57 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

PYONGYANG, KOMPAS.com - Presiden Korea Selatan Moon Jae-in pada Kamis (24/3/2022) mengatakan, Korea Utara menembakkan rudal balistik antarbenua atau Intercontinental Ballistic Missile (ICBM).

Ini adalah kali pertama Korut meluncurkan senjata yang begitu kuat sejak 2017.

Peluncuran ICBM adalah salah satu dari hampir selusin uji coba senjata yang dilakukan oleh Korea Utara sepanjang tahun ini, sekaligus menandai berakhirnya moratorium uji coba nuklir dan jarak jauh yang diberlakukan mereka sendiri.

Baca juga: Korea Utara Diprediksi Luncurkan Rudal Monster Hwasong-17 pada April 2022

"(Itu) pelanggaran terhadap penangguhan peluncuran rudal balistik antarbenua yang dijanjikan oleh Pemimpin Kim Jong Un kepada komunitas internasional," kata Moon dikutip dari AFP.

"Ini ancaman serius bagi semenanjung Korea, kawasan, dan komunitas internasional," lanjutnya, seraya menambahkan bahwa peluncuran rudal balistik antarbenua jelas melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.

Sementara itu, Pemerintah Jepang mengatakan bahwa rudal Korea Utara jatuh di perairan zona ekonomi eksklusif Jepang, sebelah barat pantai utara "Negeri Sakura".

"Analisis kami saat ini menunjukkan bahwa rudal balistik terbang selama 71 menit dan sekitar 15.44 itu jatuh di perairan dalam zona ekonomi eksklusif Jepang di Laut Jepang sekitar 150 kilometer barat semenanjung Oshima Hokkaido," kata Menteri Pertahanan Jepang Makoto Oniki.

“Mengingat rudal balistik kali ini terbang di ketinggian lebih dari 6.000 km, jauh lebih tinggi dari ICBM Hwasong-15 yang diluncurkan pada November 2017, yang hari ini diyakini sebagai ICBM baru,” tambahnya.

Dia mengatakan bahwa Kemenhan Jepang belum menerima laporan kerusakan kapal atau pesawat, dan menyebut peluncuran itu sebagai ancaman serius bagi keamanan Jepang.

Baca juga: Rudal Monster Hwasong-17 Diduga Meledak di Atas Pyongyang, Korut Bungkam

"Pada saat dunia sedang menghadapi invasi Rusia ke Ukraina, Korea Utara terus melakukan peluncuran yang secara sepihak memperburuk provokasi terhadap komunitas internasional, yang benar-benar tak termaafkan," kata Oniki.

Korea Utara secara resmi menghentikan pengujian jarak jauh ketika Kim Jong Un memulai negosiasi tingkat tinggi dengan presiden AS saat itu, Donald Trump, tetapi pembicaraannya gagal pada 2019 dan belum ada kelanjutannya.

Meskipun terkena sanksi internasional, Kim Jong Un terus memodernisasi militer Korea Utara, dan pekan lalu menguji coba senjata yang menurut para analis kemungkinan "rudal monster" atau ICBM jarak jauh baru.

Rudal balistik antarbenua yang diduga Hwasong-17 itu meledak tak lama setelah diluncurkan.

AS dan Korea Selatan awal bulan ini memperingatkan, Korea Utara sedang bersiap untuk meluncurkan ICBM dengan jarak penuh.

Baca juga: Korsel Tembakkan Beberapa Rudal, Tanggapi Peluncuran ICBM Korut

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel: 4 Jenazah Sandera Diambil dari Terowongan Gaza

Israel: 4 Jenazah Sandera Diambil dari Terowongan Gaza

Global
Polandia Tangkap 9 Orang yang Diduga Bantu Rencana Sabotase Rusia

Polandia Tangkap 9 Orang yang Diduga Bantu Rencana Sabotase Rusia

Global
Ikut Pelatihan, 1 Tentara Korea Selatan Tewas akibat Ledakan Granat

Ikut Pelatihan, 1 Tentara Korea Selatan Tewas akibat Ledakan Granat

Global
Hasil Penyelidikan Awal Ungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Transponder

Hasil Penyelidikan Awal Ungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Transponder

Global
Ebrahim Raisi Meninggal, Iran Akan Adakan Pemilihan Presiden pada 28 Juni

Ebrahim Raisi Meninggal, Iran Akan Adakan Pemilihan Presiden pada 28 Juni

Global
Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Internasional
Pemakaman Presiden Iran Akan Diadakan pada Kamis 23 Mei, Berikut Prosesinya

Pemakaman Presiden Iran Akan Diadakan pada Kamis 23 Mei, Berikut Prosesinya

Global
Rangkuman Hari Ke-817 Serangan Rusia ke Ukraina: 29 Drone Dijatuhkan | Penembakan Rusia Tewaskan 2 Orang

Rangkuman Hari Ke-817 Serangan Rusia ke Ukraina: 29 Drone Dijatuhkan | Penembakan Rusia Tewaskan 2 Orang

Global
Di Iran, Meninggalnya Presiden Disambut Duka dan Perayaan Terselubung

Di Iran, Meninggalnya Presiden Disambut Duka dan Perayaan Terselubung

Global
Israel-Hamas Tolak Rencana ICC untuk Menangkap Para Pemimpinnya

Israel-Hamas Tolak Rencana ICC untuk Menangkap Para Pemimpinnya

Global
Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Internasional
Sebelum Ebrahim Raisi, Ini Deretan Pemimpin Lain yang Tewas dalam Drama Penerbangan

Sebelum Ebrahim Raisi, Ini Deretan Pemimpin Lain yang Tewas dalam Drama Penerbangan

Global
Joe Biden Kecam ICC karena Berupaya Menangkap PM Israel

Joe Biden Kecam ICC karena Berupaya Menangkap PM Israel

Global
[POPULER GLOBAL] Presiden Iran Meninggal Kecelakaan | Kronologi Penemuan Helikopter Raisi

[POPULER GLOBAL] Presiden Iran Meninggal Kecelakaan | Kronologi Penemuan Helikopter Raisi

Global
China: Dinamika Politik Taiwan Tak Akan Ubah Kebijakan 'Satu China'

China: Dinamika Politik Taiwan Tak Akan Ubah Kebijakan "Satu China"

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com