Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang Dekat Putin Sebut Ada Potensi Bencana Nuklir

Kompas.com - 24/03/2022, 15:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber The Hill

MOSKWA, KOMPAS.com - Orang dekat Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh AS mencari "akhir dari tanah air kita".

Dia juga mengatakan bahwa meningkatnya ketegangan dapat mengakibatkan potensi bencana nuklir.

Dilansir The Hill, Dmitry Medvedev, wakil ketua Dewan Keamanan Rusia yang sebelumnya menjabat sebagai presiden dan perdana menteri, menulis dalam sebuah posting di situs jejaring sosial Rusia, VK.com.

Baca juga: Sekjen NATO: Rusia Tidak Akan Dapat Memenangi Perang Nuklir

Dia menyebut bahwa Rusia telah menjadi "target permainan biasa-biasa saja dan primitif yang sama" sejak runtuhnya Uni Soviet.

"Ini berarti bahwa Rusia harus dipermalukan, dibatasi, diguncang, dibagi, dan dihancurkan," tulis Medvedev.

Dia mengatakan jika orang Amerika berhasil mencapai tujuan itu, maka akan ada "kekuatan nuklir terbesar dengan rezim politik yang tidak stabil, kepemimpinan yang lemah, kehancuran ekonomi dan jumlah maksimum hulu ledak nuklir yang ditujukan untuk target di AS dan Eropa."

Bulan lalu, Putin menempatkan sistem pertahanan nuklir Rusia dalam siaga tinggi, meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi antara AS dan Rusia, dua negara adidaya nuklir.

Baca juga: Kremlin: Rusia Hanya Akan Gunakan Nuklir jika Terancam

Invasi Rusia ke Ukraina bulan lalu telah menuai kecaman luas dari negara-negara di seluruh dunia.

AS telah memimpin dalam penerapan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Rusia ketika ketegangan meningkat antara kedua negara, mencapai tingkat yang tidak terlihat sejak Perang Dingin.

Sebelum menginvasi Ukraina, Putin telah menyuarakan keprihatinan tentang kehadiran besar NATO di Eropa Timur.

Dia menuntut Ukraina untuk tidak pernah bergabung dengan aliansi tersebut, sebuah seruan yang ditolak oleh AS dan sekutunya.

Baca juga: Belgia Tunda Penghapusan Energi Nuklir hingga 2035, Imbas Invasi Rusia dan Naiknya Harga

Presiden Biden menyebut Putin sebagai "penjahat perang" minggu lalu. Lalu Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menetapkan bahwa Rusia telah melakukan kejahatan perang di Ukraina.

Terlepas dari ketegangan di Ukraina, para pemimpin AS telah lama mengatakan bahwa mereka menginginkan perdamaian dan Rusia yang stabil.

Tapi Kremlin tidak akan mengesampingkan penggunaan nuklir jika terjadi "ancaman eksistensial".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com