Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Samakan Perjuangan Rakyat Ukraina dengan Brexit, PM Inggris Dibanjiri Kritikan

Kompas.com - 21/03/2022, 17:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber BBC

LONDON, KOMPAS.com – Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dibanjiri kritikan karena membandingkan perjuangan rakyat Ukraina melawan invasi Rusia dengan rakyat Inggris yang memilih Brexit.

Dalam pidatonya dia mengatakan warga Inggris, seperti halnya Ukraina, memiliki naluri untuk memilih “kebebasan” dan mengutip referendum 2016 untuk meninggalkan Uni Eropa.

Komentar tersebut telah menyebabkan kemarahan di kalangan politisi baik di Inggris maupun Eropa, sebagaimana dilansir BBC, Minggu (20/3/2022).

Baca juga: Pabrik Kimia Ukraina Alami Kebocoran, Warga Diharuskan Mencari Perlindungan

Johnson memberikan pernyataan yang kontroversial tersebut dalam pidatonya pada konferensi musim semi Partai Konservatif di Blackpool pada Sabtu (19/3/2022).

"Saya tahu bahwa itu adalah naluri orang-orang di negara ini, seperti orang-orang Ukraina, untuk memilih kebebasan, setiap saat. Saya dapat memberi Anda beberapa contoh terkenal baru-baru ini,” kata Johnson.

"Ketika orang-orang Inggris memilih Brexit dalam jumlah yang sangat besar, saya tidak percaya itu karena mereka memusuhi orang asing dari jarak jauh,” sambung Johnson.

"Itu karena mereka ingin bebas melakukan hal-hal yang berbeda dan agar negara ini dapat menjalankan dirinya sendiri," imbuhnya.

Baca juga: Dubes China Jawab Desakan untuk Ikut Mengecam Invasi Rusia ke Ukraina: Jangan Naif

Johnson juga mengutip contoh bahwa orang Inggris yang memilih untuk divaksin Covid-19 adalah mereka ingin melanjutkan hidup mereka.

Sejumlah politikus, baik dari Inggris maupun dari Eropa, lantas menyerang dan mengkritik pernyataan Johnson tersebut.

Donald Tusk, mantan Presiden Dewan Eropa, menyebut pernyataan Johnson yang membandingkan situasi Ukraina dengan Brexit merupakan komentar yang ofensif.

"Boris, kata-kata Anda menyinggung Ukraina, Inggris, dan akal sehat,” kata Tusk di Twitter.

Baca juga: Jebakan Si Vis Pacem Para Belum dan Perang Rusia vs Ukraina

Sementara itu Guy Verhofstadt, mantan Perdana Menteri Belgia sekaligus kepala negosiator Brexit Parlemen Eropa, menuturkan bahwa perbandingan dari Johnson tersebut gila.

Politikus dari Partai Konservatif, Gavin Barwell, mengatakan bahwa pemungutan suara dalam referendul tidak pernah sebanding dengan mempertahankan nyawa dalam perang.

Sementara itu, Ketua Partai Liberal Demokrat Ed Davey menuturkan bahwa pernyataan Johnson tersebut merupakan penghinaan kepada Ukraina.

Baca juga: Rusia Terkini: Ukraina Tolak Ultimatum Serahkan Mariupol meski Terkepung

"Membandingkan referendum dengan wanita dan anak-anak yang melarikan diri dari bom Putin adalah penghinaan bagi setiap Ukraina," ujar Davey.

Anggota parlemen Inggris dari Partai Konservatif Tobias Ellwood juga mengkritik Johnson.

"Membandingkan perjuangan rakyat Ukraina melawan tirani Putin dengan rakyat Inggris yang memilih Brexit merusak standar tata negara yang mulai kami tunjukkan," kata Ellwood.

Baca juga: Warga Mariupol Ukraina Kubur Jenazah di Pinggir Jalan Usai Dibombardir Rusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com