Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Ukraina Berseru Tak Akan Menyerahkan Tanahnya ke Rusia!

Kompas.com - 22/02/2022, 13:29 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

KIEV, KOMPAS.com - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menuduh Rusia merusak upaya perdamaian dan mengesampingkan untuk membuat konsesi teritorial.

Hal itu disampaikan Zelenskiy dalam pidato kepada warga negaranya pada Selasa (22/2/2022) dini hari waktu setempat.

Zelenskiy berbicara setelah keputusan Rusia untuk secara resmi mengakui dua wilayah Ukraina timur yang didukung Moskwa sebagai wilayah merdeka dan mengirim pasukan ke wilayah tersebut, mempercepat krisis yang dikhawatirkan Barat dapat memicu perang besar.

Baca juga: Putin Kerahkan Tentara Rusia ke Donetsk dan Luhansk, Perang Kian Dekat?

Setelah memimpin pertemuan dewan keamanan, Zelenskiy menuduh Rusia melanggar wilayah kedaulatan Ukraina dan mengatakan itu bisa berarti Moskwa menghentikan pembicaraan damai Minsk yang bertujuan untuk mengakhiri konflik separatis di Ukraina timur.

Zelenskiy mengatakan Ukraina ingin menyelesaikan krisis melalui diplomasi. Tetapi, dia juga menyampaikan bahwa negaranya siap menghadapi jalan panjang untuk menuntaskan krisis.

"Kami berkomitmen pada jalan damai dan diplomatik, kami akan mengikutinya dan hanya itu," kata Zelenskiy, dikutip dari Reuters, Selasa.

"Tapi kami berada di tanah kami sendiri, kami tidak takut pada apa pun dan siapa pun, kami tidak berutang apa pun kepada siapa pun, dan kami tidak akan memberikan apa pun kepada siapa pun," tegas Presiden Ukraina.

Dia menyerukan pertemuan puncak darurat para pemimpin Ukraina, Rusia, Jerman, dan Perancis sambil mendesak sekutu Ukraina untuk mengambil tindakan terhadap Rusia.

Seorang saksi mata Reuters melihat sejumlah besar perangkat keras militer yang luar biasa besar sedang bergerak melalui kota Donetsk yang memisahkan diri. Hal ini terjadi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kepada kementerian pertahanan Rusia untuk mengirim pasukan ke dua wilayah untuk "menjaga perdamaian".

Baca juga: Putin Akui Kemerdekaan Donetsk dan Luhansk, Separatis Pro-Rusia di Ukraina


Tindakan Rusia itu menarik kecaman AS dan Eropa, tapi belim jelas apakah tindakan militer Rusia akan dianggap oleh Barat sebagai awal dari invasi skala penuh.

Donetsk dan Luhansk diketahui sudah dikuasai oleh separatis yang didukung Rusia dan Moskow dalam praktiknya.

Pemerintahan Zelenskiy sebelumnya telah menyuarakan rasa frustrasi atas keengganan Barat untuk menjatuhkan sanksi pendahuluan setelah Rusia mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina dalam beberapa pekan terakhir.

"Kami mengharapkan langkah-langkah dukungan yang jelas dan efektif dari mitra kami," kata Zelenskiy.

"Sangat penting untuk melihat siapa teman dan mitra sejati kita, dan siapa yang akan terus menakuti Federasi Rusia dengan kata-kata," tambahnya.

Baca juga: Profil Donetsk dan Luhansk, Wilayah Separatis Ukraina yang Diakui Merdeka oleh Rusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com