Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Selidiki Dugaan Korupsi Pembelian Kapal Selam dari Jerman

Kompas.com - 26/01/2022, 20:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

TEL AVIV, KOMPAS.com - Kabinet Israel pada Minggu (23/1/2022) menyetujui pembentukan komisi penyelidikan negara untuk menyelidiki tuduhan korupsi yang melibatkan pembelian kapal selam dan kapal perang lainnya dari Jerman.

Israel membayar sekitar 2 miliar dollar AS (Rp 28 triliun) untuk membeli kapal selam untuk angkatan laut Israel antara tahun 2009 dan 2016 dari perusahaan baja raksasa Jerman, Thyssenkrupp.

Baca juga: Israel Beri Kode Ingin Normalisasi Hubungan dengan Indonesia dan Arab Saudi

Dilaporkan orang kepercayaan mantan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu terlibat dalam skandal korupsi pembelian kapal selam ini, yang juga dikenal sebagai Kasus 3.000 di Israel.

Mantan perdana menteri Israel tersebut telah diinterogasi oleh pihak kepolisian tentang kesepakatan itu sebelumnya tetapi statusnya tidak disebutkan sebagai tersangka.

Netanyahu, yang sekarang menjadi pemimpin oposisi, dituduh mendorong kesepakatan yang bertentangan dengan keinginan militer dan kementerian pertahanan. Saat ini, Netanyahu sendiri tengah diadili dalam tiga kasus korupsi lainnya.

Baca juga: Pria Palestina Selundupkan Spermanya ke Luar Penjara Israel, Punya 4 Anak

Apa kata pejabat Israel?

Mantan Perdana Menteri Israel Ehud Barak menyebutnya sebagai skandal korupsi paling serius dalam sejarah Israel.

Senada dengan Barak, Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid meminta penyelidikan penuh atas skandal ini. "Diperlukan seluruh upaya untuk untuk menyingkap kebenaran," ujar Lapid lewat akun Twitter-nya.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz yang mendorong penyelidikan tersebut, mengatakan bahwa hal itu mengisyaratkan bahwa Anda tidak bisa bermain-main dengan pertahanan Israel.

Baca juga: AS Dinilai Bergerak Terlalu Lambat dalam Mendorong Perdamaian Palestina-Israel

Penyelidikan memiliki kekuatan yang luas

Komisi negara akan memeriksa proses pengadaan kapal selam tersebut tetapi tidak menyelidiki terdakwa yang sedang diadili.

Selain itu, keadaan di mana Israel menyetujui penjualan kapal selam Jerman ke Mesir akan diselidiki.

Komisi penyelidikan negara memiliki kekuasaan yang luas untuk memanggil saksi, mendorong kesaksian, dan membuat rekomendasi untuk tindakan lebih lanjut terhadap individu dan badan-badan sektor publik.

Penyelidikan ini dilakukan hanya beberapa hari setelah Israel mengumumkan kesepakatan baru senilai 3,4 miliar dollar AS (Rp 47,6 triliun) untuk membeli tiga unit kapal selam dari Thyssenkrupp.

Kapal selam pertama yang dinamakan Dakar akan dikirim ke Israel dalam kurun waktu sembilan tahun.

Kesepakatan ini sempat tertahan selama bertahun-tahun karena tuduhan korupsi seputar kesepakatan sebelumnya.

Baca juga: Israel Borong 3 Kapal Selam dari Jerman, Harganya Rp 48 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Global
Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Global
Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Internasional
Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com