JENEWA, KOMPAS.com - China mengecam keras Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atas komentar yang menuntut pembebasan Zhang Zhan, seorang jurnalis warga yang dipenjara karena liputannya tentang tanggapan Covid-19 China.
Delegasi China di Jenewa menyuarakan kemarahan pada Sabtu (20/11/2021) atas apa yang dikatakannya sebagai komentar "tidak bertanggung jawab" dan "salah", yang dibuat oleh kantor hak asasi manusia PBB OHCHR pada Jumat (19/11/2021) dalam kasus Zhang Zhan.
Baca juga: Bintang Tenis China Peng Shuai Muncul di Panggilan Video Setelah Lama Hilang
Juru bicara OHCHR Marta Hurtado pada saat itu menyatakan kekhawatirannya atas laporan bahwa kesehatan wanita berusia 38 tahun itu memburuk dengan cepat, dan bahwa hidupnya berada dalam risiko serius karena mogok makan di tahanan.
"Kami meminta pihak berwenang China untuk mempertimbangkan pembebasan Zhang segera dan tanpa syarat, setidaknya, atas dasar kemanusiaan, dan untuk menyediakan perawatan medis yang menyelamatkan jiwa, menghormati keinginan dan martabatnya," kata Hurtado dalam sebuah pernyataan melansir Al Jazeera.
Zhang, seorang mantan pengacara, melakukan perjalanan ke Wuhan pada Februari 2020, untuk melaporkan kekacauan di pusat pandemi. Dia mempertanyakan penanganan wabah oleh pihak berwenang dalam video ponsel pintarnya.
Dia ditahan pada Mei 2020 dan dijatuhi hukuman empat tahun penjara pada Desember, karena “menimbulkan kericuhan dan memprovokasi masalah” – tuduhan yang secara rutin digunakan untuk menekan perbedaan pendapat.
Baca juga: Profil Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), Tentara Nasional China
Dia telah melakukan beberapa mogok makan untuk memprotes keyakinannya, hukuman dan pemenjaraannya.
Keluarganya baru-baru ini memperingatkan bahwa dia telah menjadi sangat kurus dan “mungkin tidak akan hidup lebih lama lagi”.
Hurtado mengatakan kantor hak asasi manusia PBB telah berulang kali menyuarakan keprihatinan atas kasus Zhang dengan pihak berwenang China sejak penangkapannya tahun lalu.
Ia telah mencari “klarifikasi tentang proses pidana yang diambil terhadapnya, sebagai konsekuensi dari apa yang tampaknya merupakan kegiatan jurnalistik yang sah”.
Baca juga: Kedinginan dan Kelaparan, Para Pekerja Vietnam di Pabrik China di Serbia Minta Tolong
China telah menikmati keberhasilannya dalam menjaga infeksi Covid-19, dengan infeksi domestik turun ke wabah sporadis kecil.
Tetapi reaksi keras digunakan kepada mereka yang mengancam versi resmi pemerintah, dengan mengajukan pertanyaan tentang penanganan awal pemerintah terhadap wabah Wuhan.
Zhang adalah salah satu dari empat jurnalis warga – bersama dengan Chen Qiushi, Fang Bin, dan Li Zehua – yang ditahan setelah melaporkan dari Wuhan.
Melansir Al Jazeera, dalam pernyataan Sabtu (20/11/2021), juru bicara misi China Liu Yuyin bersikeras bahwa "China adalah negara di bawah supremasi hukum, dan semua orang sama di depan hukum".
Dia mengecam bahwa kantor hak asasi manusia PBB dalam kasus Zhang telah menutup mata terhadap informasi yang diberikan oleh China melalui saluran normal. Sebaliknya, mengambil informasi berdasarkan desas-desus, dan memilih untuk ikut campur dalam kedaulatan peradilan China.