Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akankah Gaddafi Berkuasa Lagi di Libya? Anaknya, Saif Al-Islam, Maju Jadi Capres

Kompas.com - 21/11/2021, 20:30 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

TRIPOLI, KOMPAS.com - Putra mantan diktator Libya Muammar Gaddafi, Saif al-Islam, muncul ke depan publik untuk pertama kalinya dalam 10 tahun terakhir saat mendaftar menjadi calon presiden bagi pemilihan pada bulan Desember mendatang.

Pemilihan presiden dilakukan untuk mengembalikan keadaan Libya yang porak-poranda karena konflik sipil menyusul tumbangnya kekuasaan Muammar Gaddafi 10 tahun lalu.

Saif al-Islam al-Gaddafi, 49 tahun, muncul dalam rekaman yang dibuat oleh komisi pemilu umum hari Minggu (14/11/2021), mengenakan pakaian tradisional dan turban, berkaca mata dan bercambang kelabu, menandatangani dokumen di kantor KPU di kota Sebha.

Baca juga: Saif Al-Islam Gaddafi, Putra Muammar Gaddafi, Jadi Calon Presiden Libya

Saif Gaddafi akan menjadi orang yang paling terkenal dan juga paling kontroversial dalam pemilihan presiden Libya kali ini.

Namun, meski namanya sangat terkenal di Libya dan banyak menentukan kebijakan sebelum adanya revolusi yang didukung NATO di tahun 2011 yang menjatuhkan rezim Gaddafi, Saif al-Islam setelah itu tidak pernah terlihat lagi di depan umum selama hampir 10 tahun.

Saif al-Islam Gaddafi ketika diadili di pengadilan di kota Zintan tahun 2014.REUTERS/STRINGER via ABC INDONESIA Saif al-Islam Gaddafi ketika diadili di pengadilan di kota Zintan tahun 2014.
Menjalani pendidikan di salah satu universitas terkenal di Inggris, London School of Economics, dan fasih berbahasa Inggris, Saif al-Islam pernah dipandang oleh banyak pemerintahan lain sebagai tokoh yang bisa diterima dan tokoh Libya yang ramah kepada Barat sekaligus putra mahkota dari ayahnya.

Tetapi ketika pemberontakan terjadi pada tahun 2011 yang menumbangkan kekuasaan ayahnya setelah memerintah sejak tahun 1969, Saif al-Islam memilih untuk membela keluarga dan suku asalnya dengan mengorbankan persahabatan dengan negara-negara Barat.

Kepada kantor berita Reuters, Saif ketika itu mengatakan "kami berjuang di sini di Libya, kami akan mati di sini di Libya".

Libya rencananya akan menggelar Pemilihan Presiden pada 24 Desember mendatang, hari yang sudah disepakati oleh berbagai faksi yang ada dan kekuatan asing. Tapi apakah pemilihan itu akan terjadi masih diragukan karena aturan pemilihan masih belum disepakati.

Baca juga: Muammar Gaddafi: Diktator Libya dan Kejatuhannya

Dalam konferensi besar yang diselenggarakan hari Jumat (12/11/2021) di ibu kota Perancis, Paris, disepakati bahwa akan ada sanksi bagi siapa saja yang bermaksud menghalangi pemilihan.

Kini enam pekan menjelang hari pemilu masih belum ada kesepakatan mengenai aturan mana yang akan digunakan.

Meski Saif al-Islam Gaddafi akan berusaha mengingatkan kembali akan kekuasaan ayahnya sebelum revolusi di tahun 2011 sebagai masa-masa kejayaan negeri itu, para pengamat mengatakan Saif tidaklah serta merta menjadi tokoh favorit untuk memenangkan pemilihan.

Saif al-Islam Gaddafi menghadiri Festival Film Berlin di Jerman tahun 2008.
AFP/PEER GRIMM/DPA via ABC INDONESIA Saif al-Islam Gaddafi menghadiri Festival Film Berlin di Jerman tahun 2008.
Masa kekuasaan Muammar Gaddafi juga dilihat sebagai salah satu masa kepemimpinan diktatorial yang kejam di Libya. Saif dan mantan pemimpin rezim sebelumnya juga sudah lama tidak muncul di hadapan publik sehingga akan membuat mereka sulit untuk menggalang dukungan.

Muammar al-Gaddafi ditangkap di kota kelahirannya Sirte oleh pejuang oposisi di bulan Oktober 2011 dan kemudian ditembak mati.

Saif al-Islam ditangkap beberapa hari kemudian oleh para pejuang di kawasan pegunungan Zintan ketika dia berusaha melarikan diri dari Libya ke Niger.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Global
OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

Global
Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis, Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis, Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Pelantikan Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Pelantikan Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com