Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Akankah Gaddafi Berkuasa Lagi di Libya? Anaknya, Saif Al-Islam, Maju Jadi Capres

Pemilihan presiden dilakukan untuk mengembalikan keadaan Libya yang porak-poranda karena konflik sipil menyusul tumbangnya kekuasaan Muammar Gaddafi 10 tahun lalu.

Saif al-Islam al-Gaddafi, 49 tahun, muncul dalam rekaman yang dibuat oleh komisi pemilu umum hari Minggu (14/11/2021), mengenakan pakaian tradisional dan turban, berkaca mata dan bercambang kelabu, menandatangani dokumen di kantor KPU di kota Sebha.

Saif Gaddafi akan menjadi orang yang paling terkenal dan juga paling kontroversial dalam pemilihan presiden Libya kali ini.

Namun, meski namanya sangat terkenal di Libya dan banyak menentukan kebijakan sebelum adanya revolusi yang didukung NATO di tahun 2011 yang menjatuhkan rezim Gaddafi, Saif al-Islam setelah itu tidak pernah terlihat lagi di depan umum selama hampir 10 tahun.

Tetapi ketika pemberontakan terjadi pada tahun 2011 yang menumbangkan kekuasaan ayahnya setelah memerintah sejak tahun 1969, Saif al-Islam memilih untuk membela keluarga dan suku asalnya dengan mengorbankan persahabatan dengan negara-negara Barat.

Kepada kantor berita Reuters, Saif ketika itu mengatakan "kami berjuang di sini di Libya, kami akan mati di sini di Libya".

Libya rencananya akan menggelar Pemilihan Presiden pada 24 Desember mendatang, hari yang sudah disepakati oleh berbagai faksi yang ada dan kekuatan asing. Tapi apakah pemilihan itu akan terjadi masih diragukan karena aturan pemilihan masih belum disepakati.

Dalam konferensi besar yang diselenggarakan hari Jumat (12/11/2021) di ibu kota Perancis, Paris, disepakati bahwa akan ada sanksi bagi siapa saja yang bermaksud menghalangi pemilihan.

Kini enam pekan menjelang hari pemilu masih belum ada kesepakatan mengenai aturan mana yang akan digunakan.

Meski Saif al-Islam Gaddafi akan berusaha mengingatkan kembali akan kekuasaan ayahnya sebelum revolusi di tahun 2011 sebagai masa-masa kejayaan negeri itu, para pengamat mengatakan Saif tidaklah serta merta menjadi tokoh favorit untuk memenangkan pemilihan.

Muammar al-Gaddafi ditangkap di kota kelahirannya Sirte oleh pejuang oposisi di bulan Oktober 2011 dan kemudian ditembak mati.

Saif al-Islam ditangkap beberapa hari kemudian oleh para pejuang di kawasan pegunungan Zintan ketika dia berusaha melarikan diri dari Libya ke Niger.

Putra Gaddafi lainnya baru dibebaskan dari penjara

Muncul setelah hampir 10 tahun, Saif al-Islam masih belum banyak diketahui oleh warga Libya lainnya dalam soal pandangan politik dan yang lain.

Para pejuang Zintan menahannya selama lebih dari enam tahun.

Saif diwawancarai oleh harian The New York Times beberapa bulan lalu namun tidak pernah muncul langsung di depan publik untuk berbicara langsung dengan warga Libya.

Hal yang mempersulit ambisinya menjadi presiden adalah Saif al-Islam diadili secara absentia (tanpa hadir langsung) oleh pengadilan Tripoli di tahun 2015 di mana dia muncul lewat rekaman video dari Zintan.

Saif dijatuhi hukuman mati karena kejahatan perang termasuk melakukan pembunuhan terhadap para pengunjuk rasa dalam pemberontakan di tahun 2011.

Besar kemungkinan ia akan ditahan atau menghadapi ancaman lain bila dia muncul di ibu kota Tripoli.

Saif juga dicari oleh Pengadilan Kejahatan Internasional (International Criminal Court) di Belanda.

Sementara putra Muammar Gaddafi lainnya baru saja dibebaskan dari penjara bulan September lalu, 10 tahun setelah berakhirnya kekuasaan ayahnya.

Media lokal melaporkan Saadi Gaddafi dibebaskan setelah seluruh tuduhan terkait kejadian tahun 2011 dicabut, di mana ketika itu Saadi memimpin brigade khusus yang ditugaskan menangani pemberontakan.

Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News.

https://www.kompas.com/global/read/2021/11/21/203019070/akankah-gaddafi-berkuasa-lagi-di-libya-anaknya-saif-al-islam-maju-jadi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke