Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengobatan Tradisional China di Afrika Berkembang Pesat, Diwaspadai Picu Bencana Satwa Liar

Kompas.com - 10/11/2021, 13:57 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Al Jazeera

london, KOMPAS.com - Perluasan pengobatan tradisional China (TCM) di banyak negara Afrika diwaspadai memicu pertumbuhan perdagangan satwa liar ilegal dan mengancam masa depan beberapa spesies paling terancam punah di dunia, seperti trenggiling dan badak.

Badan Investigasi Lingkungan yang berbasis di London (EIA) menyelidiki kejahatan terhadap satwa liar dan lingkungan mengeluarkan laporan pada Rabu (10/11/2021) bahwa pengobatan tradisional China picu bencana untuk beberapa spesies hewan yang terancam punah.

Melansir Al Jazeera pada Rabu (10/11/2021), China telah mempromosikan pengobatan tradisional yang sudah ada sejak lebih dari 2.500 tahun, di seluruh Afrika.

Baca juga: Warga Singapura yang Pilih Tidak Divaksin Diwajibkan Bayar Pengobatan Covid-19 secara Mandiri

“Pada akhirnya, pertumbuhan TCM yang tak terkekang menimbulkan ancaman serius bagi keanekaragaman hayati yang ditemukan di banyak negara Afrika, semuanya atas nama keuntungan jangka pendek,” kata Juru Kampanye Satwa Liar EIA Ceres Kam dalam sebuah pernyataan.

"Setiap pemanfaatan spesies di TCM berpotensi memicu permintaan lebih banyak, mendorong kejahatan terhadap satwa liar dan pada akhirnya menyebabkan eksploitasi berlebihan," terang Kam.

Laporan Lethal Remedy "Bagaimana promosi beberapa obat tradisional China di Afrika menimbulkan ancaman besar bagi satwa liar yang terancam punah", menyebutkan bahwa produk pengobatan tradisional China sangat mudah diakses di Afrika.

Perusahaan dan klinik TCM didirikan di negara-negara di seluruh benua Afrika, dan Beijing meningkatkan kegiatan promosi sejalan dengan pandemi Covid-19.

Baca juga: Penemuan Kerangka Prajurit Bizantium dengan Pengobatan Rahang Patah Langka Abad Ke-14

Dikatakan beberapa pengecer sedang membangun rantai pasokan lengkap dari sumber ke penjualan.

Sehingga, Kam mendesak pengawasan ketat TCM serta tindakan pemerintah untuk mencegah penggunaan satwa liar yang terancam punah dalam produknya.

Status larangan penggunaan cula badak dan bagian tubuh harimau diberlakukan pada 1993. Namun tiba-tiba dicabut pada 2018, sebelum pemerintah Afrika membuat perubahan yang jelas.

“Kami memahami bahwa pengobatan tradisional merupakan bagian integral dari banyak budaya dan memainkan peran penting dalam perawatan kesehatan di Afrika dan sekitarnya,” kata Kam.

“Kekhawatiran kami yang sangat nyata adalah bahwa perluasan TCM yang begitu besar di Afrika, akan berdampak pada peningkatan permintaan secara drastis untuk perawatan yang mengandung satwa liar, yang menyebabkan lebih banyak spesies menjadi terancam atau punah," jelasnya.

Baca juga: Pengobatan untuk Ebola Ditemukan, Penemu Nyatakan Kemenangan Terhadap Virus

Dengan berlanjutnya pandemi Covid-19, diperkirakan isu perawatan kesehatan, termasuk memperkuat hubungan antara pengobatan tradisional China dan Afrika, kemungkinan akan menjadi bahasan utama di Forum Kerjasama China-Afrika (FOCAC) yang akan dimulai di Senegal pada akhir November.

EIA mencatat bahwa Afrika Selatan, Kamerun, Tanzania, dan Togo termasuk di antara negara-negara Afrika yang telah menandatangani perjanjian dengan China untuk mengembangkan pengobatan tradisional China.

Sementara, Afrika Selatan dan Namibia telah mengakui pengobatan tradisional China sebagai sistem kesehatan masyarakat mereka.

China menggantikan Amerika Serikat sebagai mitra dagang terbesar Afrika sejak 2009, dan total perdagangan mencapai 200 miliar dollar AS (Rp 2.849 triliun) pada 2020, menurut Pusat Studi Strategis Afrika.

Baca juga: 4 Hoaks Pengobatan Covid-19 di India dan Fakta Sebenarnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com