SINGAPURA, KOMPAS.com - Berani tolak vaksinasi Covid-19 di Singapura? Jika berstatus PNS, siap-siap kena sanksi cuti tanpa dibayar dan warga harus bayar sendiri biaya medis.
PNS di Singapura dapat dikenakan sanksi cuti tidak dibayar jika mereka memutuskan untuk tidak divaksinasi Covid-19, menurut para pejabat.
Pada Senin (8/11/2021), pejabat negara itu juga mengatakan bahwa mulai bulan depan pasien Covid-19 yang tidak divaksin harus membayar biaya medis secara mandiri.
Baca juga: PBB Serukan untuk Singapura Batalkan Eksekusi Pria Keterbelakangan Mental Ini
Divisi Layanan Publik (PSD) Singapura mengatakan kepada lembaga penyiar setempat, CNA, bahwa mereka akan melakukan yang terbaik untuk memfasilitasi keberlanjutan situasi bekerja dari rumah, tergantung pada jenis pekerjaannya.
Namun divisi tersebut juga memperingatkan bahwa beberapa PNS dapat dikenai sanksi cuti tanpa dibayar atau berisiko tidak diperpanjang kontrak kerjanya jika tetap menolak divaksinasi.
Peringatan ini muncul setelah Kementerian Kesehatan Singapura bulan lalu mengatakan orang yang tidak divaksinasi akan dilarang bekerja dari kantor menyusul adanya rencana untuk kembali bekerja di kantor pada Januari 2022 mendatang.
Menurut Kementerian Kesehatan, sekitar 84 persen dari 5,45 juta penduduk Singapura telah divaksinasi, termasuk sekitar 98 persen dari 153.000 birokrat di negara kota itu.
Baca juga: Pelonggaran Covid-19, Singapura Izinkan Warga Serumah Bersantap Bersama Maksimal 5 Orang
Dari 442 kematian terkait pandemi di Singapura, 400 di antaranya dilaporkan terjadi sejak 9 Agustus. Jumlah kasus minggu ini mencapai 200.000 infeksi, sekitar dua pertiga di antaranya telah dicatat selama dua bulan terakhir.
Pada akhir bulan ini, Singapura juga mengharapkan komite ahli vaksin Covid-19 negara itu untuk membuat rekomendasi vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech bagi anak-anak berusia 5 hingga 11 tahun, kata Menteri Kesehatan Ong Ye Kung.
Negara ini tengah mempertimbangkan rencana untuk memberi anak-anak sepertiga dari dosis vaksin untuk dewasa, seperti di AS, Ong menambahkan.
Sekitar 8.000 dari 218.333 kasus Covid-19 kumulatif Singapura menginfeksi anak-anak di bawah usia 12 tahun, dengan lima infeksi parah, demikian menurut Kementerian Kesehatan setempat.
Baca juga: Singapura dan Malaysia Akan Saling Buka Perbatasan, Usai Tutup 20 Bulan karena Covid-19
Pada Senin, pemerintah Singapura juga mengatakan bahwa orang-orang yang memilih tidak divaksinasi harus membayar tagihan medis mereka mulai bulan depan.
Pemerintah setempat juga mengumumkan pelonggaran aturan lebih lanjut untuk kegiatan makan di restoran.
Aturan baru ini akan memungkinkan paling banyak lima orang yang telah divaksinasi dari rumah yang sama untuk makan bersama di restoran.
Baca juga: Warga Singapura yang Pilih Tidak Divaksin Diwajibkan Bayar Pengobatan Covid-19 secara Mandiri
Aturan yang berlaku saat ini hanya mengizinkan maksimal dua orang yang divaksinasi untuk makan bersama.
Pihak berwenang juga akan mengizinkan rekaman musik bernada lembut untuk kembali diputar di restoran.
Sebelumnya, selama berbulan-bulan restoran dilarang memutar musik dengan alasan kemungkinan penularan virus akan lebih tinggi karena orang berbicara lebih keras akibat adanya musik.
Baca juga: Di Tengah Gelombang Ke-6 Covid-19, Singapura Jadi Tuan Rumah Pertemuan Elite Dunia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.