Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Hoaks Pengobatan Covid-19 di India dan Fakta Sebenarnya

Kompas.com - 02/05/2021, 11:13 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber BBC

NEW DELHI, KOMPAS.com - Saat India kewalahan dengan gelombang kedua virus corona yang menyebar luas, hoaks atau misinformasi pun ikut beredar cepat.

Berbagai klaim sesat tentang cara mengobati turunnya kadar oksigen menyebar secara online.

Melansir BBC pada Minggu (2/5/2021), berikut adalah empat hoaks tentang pengobatan Covid-19 India dan fakta sebenarnya.

Baca juga: Warga India Murka, Jutawan Kriket Tetap Berlaga di Kota Hotspot Covid-19

1. Nebuliser tidak bisa memasok oksigen

Sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan seorang dokter mengklaim bahwa nebuliser, perangkat medis kecil untuk menyemprotkan obat agar dihirup pasien pasien, dapat digunakan sebagai pengganti tabung oksigen.

Dalam video yang beredar di Facebook, Twitter, dan WhatsApp ia terlihat mendemonstrasikan cara menggunakannya dalam bahasa Hindi.

"Yang Anda butuhkan hanya nebuliser dan Anda dapat mengambil oksigen darinya," kata dokter itu.

Foto pada 10 November 2017 menunjukkan perawat menangani pasien dengan nebuliser, setelah dilarikan ke rumah sakit Sri Ganga Ram akibat menderita efek samping polusi udara di New Delhi, India.AFP PHOTO/MONEY SHARMA Foto pada 10 November 2017 menunjukkan perawat menangani pasien dengan nebuliser, setelah dilarikan ke rumah sakit Sri Ganga Ram akibat menderita efek samping polusi udara di New Delhi, India.
Rumah sakit yang disebutkan di video lalu menepis klaim tersebut, dengan mengatakan bahwa penggunaan nebuliser belum didukung bukti atau studi ilmiah.

Pakar medis lain juga menunjukkan teknik ini sama sekali tidak efektif dalam memasok oksigen tambahan.

Baca juga: Corona India Terbaru: Catat Rekor Buruk 400.000 Kasus dalam Sehari

Dokter di video tadi lalu menanggapi kritik dengan membuat video lain, yang menyatakan bahwa perkataannya disalahpahami.

Dia mengatakan, tidak bermaksud menyarankan bahwa nebuliser dapat menggantikan tabung oksigen, tetapi tidak menjelaskan kenapa berkata bisa mendapatkan oksigen darinya.

Video aslinya terus beredar luas bahkan Perdana Menteri India Narendra Modi menggunakan tangkapan layaranya dalam pidatonya baru-baru ini.

2. Pengobatan herbal tidak berhasil dan bisa berbahaya

Platform media sosial India dibanjiri dengan pesan yang menyarankan berbagai pengobatan herbal untuk mengobati gejala Covid-19, seperti penurunan kadar oksigen.

Salah satu yang disarankan adalah campuran tanaman kamper, cengkeh, biji karom, dan minyak kayu putih untuk menjaga kadar oksigen.

Namun, tidak ada bukti bahwa ini dapat membantu pasien virus corona.

Ilustrasi cengkeh, rempah yang dulu digunakan sebagai pengharum mulut. SHUTTERSTOCK/SETYO ADHI PAMUNGKAS Ilustrasi cengkeh, rempah yang dulu digunakan sebagai pengharum mulut.
Faktanya, minyak kamper yang banyak digunakan dalam krim dan salep kulit, berpotensi berbahaya jika dikonsumsi dalam tubuh.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Global
Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Global
Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Internasional
Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Global
AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

Global
AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

Global
Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Global
[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Global
Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Global
Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Global
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com