Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Hoaks Pengobatan Covid-19 di India dan Fakta Sebenarnya

Berbagai klaim sesat tentang cara mengobati turunnya kadar oksigen menyebar secara online.

Melansir BBC pada Minggu (2/5/2021), berikut adalah empat hoaks tentang pengobatan Covid-19 India dan fakta sebenarnya.

1. Nebuliser tidak bisa memasok oksigen

Sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan seorang dokter mengklaim bahwa nebuliser, perangkat medis kecil untuk menyemprotkan obat agar dihirup pasien pasien, dapat digunakan sebagai pengganti tabung oksigen.

Dalam video yang beredar di Facebook, Twitter, dan WhatsApp ia terlihat mendemonstrasikan cara menggunakannya dalam bahasa Hindi.

"Yang Anda butuhkan hanya nebuliser dan Anda dapat mengambil oksigen darinya," kata dokter itu.

Pakar medis lain juga menunjukkan teknik ini sama sekali tidak efektif dalam memasok oksigen tambahan.

Dokter di video tadi lalu menanggapi kritik dengan membuat video lain, yang menyatakan bahwa perkataannya disalahpahami.

Dia mengatakan, tidak bermaksud menyarankan bahwa nebuliser dapat menggantikan tabung oksigen, tetapi tidak menjelaskan kenapa berkata bisa mendapatkan oksigen darinya.

Video aslinya terus beredar luas bahkan Perdana Menteri India Narendra Modi menggunakan tangkapan layaranya dalam pidatonya baru-baru ini.

2. Pengobatan herbal tidak berhasil dan bisa berbahaya

Platform media sosial India dibanjiri dengan pesan yang menyarankan berbagai pengobatan herbal untuk mengobati gejala Covid-19, seperti penurunan kadar oksigen.

Salah satu yang disarankan adalah campuran tanaman kamper, cengkeh, biji karom, dan minyak kayu putih untuk menjaga kadar oksigen.

Namun, tidak ada bukti bahwa ini dapat membantu pasien virus corona.

Pusat Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) juga memperingatkan bahwa menghirup uap kamper dapat menyebabkan keracunan.

3. Lemon juga bukan obat Covid-19

Vijay Sankeshwar politisi dan pengusaha senior India baru-baru ini mengklaim dua tetes jus lemon di hidung dapat meningkatkan saturasi oksigen.

Ia menyebutkan, "Dalam setengah jam tingkat oksigen naik dari 88 persen menjadi 96 persen," dan mengklaim 80 persen dari kekurangan oksigen di India dapat diatasi dengan pengobatan ini.

Akan tetapi tidak ada bukti bahwa pengobatan ini berdampak pada tingkat saturasi oksigen dalam darah.

Videonya viral dan telah ditonton lebih dari 300.000 kali di YouTube.

Meski berlatih yoga baik untuk kesehatan, tetapi dalam penyakit seperti Covid-19 yang dibutuhkan adalah oksigen medis (hampir 100 persen oksigen murni) dan disarankan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).

"Jika kadar oksigen rendah untuk waktu yang lama, jika tidak diobati, maka sel itu sendiri berhenti bekerja dengan baik. Sekali lagi, pengobatan yang menyelamatkan nyawa di sini adalah oksigen medis," kata dokter WHO Janet Diaz.

https://www.kompas.com/global/read/2021/05/02/111347670/4-hoaks-pengobatan-covid-19-di-india-dan-fakta-sebenarnya

Terkini Lainnya

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke