Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tsunami Covid-19 di India: Kami Bisa Terpaksa Membakar Mayat di Jalanan

Kompas.com - 30/04/2021, 02:51 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

NEW DELHI, KOMPAS.com - Krisis Covid-19 di India semakin buruk. Penambahan ratusan ribu kasus harian berimbas pada melonjaknya angka kematian.

Akibatnya, krematorium tidak sanggup menampung semua jenazah.

Krematorium kehabisan tempat untuk melakukan kremasi, membuat banyak orang harus mengantre demi memberi penguburan yang layak untuk anggota keluarga yang meninggal karena Covid-19.

Baca juga: Update Covid-19: AS Minta Warganya Segera Keluar dari India

"Awalnya kami diminta membangun 24 perapian tambahan, lalu meningkat menjadi 50 perapian," kata pekerja krematorium, Jitender Singh Shunty, seperti yang dilansir dari BBC Indonesia pada Kamis (29/4/2021).

"Ada begitu banyak jenazah dan kami mulai kehabisan kayu bakar. Situasisnya sangat buruk. Jika situasinya terus begni hingga beberapa hari ke depan, kami terpaksa membakar mayat di jalanan," lanjutnya.

Banyak kremasi yang harus dilakukan membuat para pekerja nyaris tidak bisa beristirahat.

"Saya belum pernah melihat situasi yang begitu mengerikan seperti ini. Saya tidak percaya ini terjadi di Delhi, ibu kota India," kata relawan krematorium, Charanjeev Malhotra.

Baca juga: India Tetap Langsungkan Pemilu Saat Lonjakan Covid-19 Belum Terkendali

"Banyak pasien Covid-19 yang meninggal karena tidak mendapatkan oksigen dan jenazah mereka dibiarkan tergeletak begitu saja seperti hewan. Kami tidak memiliki sumber daya untuk mengkremasi mereka semua," terangnya.

Rumah sakit di India mulai kehabisan oksigen dan meminta keluarga mencari oksigen secara mandiri.

"Tidak ada yang membantu. Kami harus berlari ke sana kemari mencari ventilator dan oksigen," ungkap keluarga pasien Covid-19 di India, Nitish Kumar.

"Ibu saya meninggal setelah dia kehabisan oksigen. Tidak ada bantuan, bahkan dari mereka yang bekerja di pemerintahan," lanjutnya.

Baca juga: Cerita Mahasiswa Indonesia saat Tsunami Covid-19 India: Saya Tak Berani ke Laboratorium

"Sebaiknya Anda tidak berada di sini. Di sini semua orang positif Covid-19," lontarnya.

Nitish harus menyimpan jenazah ibunya selama dua hari di rumah selama menunggu tempat kremasi tersedia di krematorium.

Pada gelombang pertama pandemi Covid-19 di India tahun lalu, krematorium melakukan 8-10 kremasi per hari.

Kini, jumlahnya melonjak hingga 80 kremasi per hari.

Baca juga: Krisis Covid-19 India: Pasien Ini Korbankan Nyawanya Setelah Serahkan Ranjang Rumah Sakit untuk Pria Muda

"Virus corona saat ini semakin menakutkan. Saya memahami tidak semua orang di Delhi menyaksikan kengerian yang saya lihat di sini setiap hari," ujar Shunty.

"Anak-anak berusia 5 tahun, remaja 15 tahun, pemuda 25 tahun, semua dikremasi. Bahkan ada juga pengantin baru yang harus kami dikremasi. Saya sangat sedih menyaksikan semua ini, melihat banyak anak kecil yang meninggal karena virus corona," paparnya.

Ada banyak mayat yang tergeletak menunggu untuk dikremasi, sementara krematorium sudah kehabisan tempat.

"Sayangnya, tidak ada yang melihat kengerian ini. Kami berada dalam situasi yang sangat buruk," tandasnya.

Baca juga: Viral #ResignModi di Facebook di Tengah Tsunami Covid-19 India

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com