Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biden: Dorongan Produksi Energi Fosil Tak Konsisten dengan Tujuan Iklim

Kompas.com - 01/11/2021, 07:18 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

ROMA, KOMPAS.com – Presiden AS Joe Biden menuturkan, adalah sesuau yang tak konsisten baginya untuk mendesak negara-negara meningkatkan produksi bahan bakar fosil sambil berkomitmen pada transisi energi.

Pernyataan tersebut disampaikan Biden setelah KTT G20 pada Minggu (31/10/2021) di Roma, Italia.

Biden berbicara kepada wartawan setelah berhari-hari negosiasi alot di Roma antar-para pemimpin negara-negara anggota G20 sebagaimana dilansir Reuters.

Baca juga: Jelang COP26, Inggris Desak China Berbuat Lebih Banyak Tangkal Perubahan Iklim

Di satu sisi, dia juga kecewa dengan kurangnya kemajuan mencapai tujuan iklim pada berbagai pembicaraan menjelang KTT iklim COP26 di Glasgow, Skotlandia.

"Sama sekali tidak konsisten karena tidak ada yang mengantisipasi bahwa tahun ini kami akan berada dalam posisi, atau bahkan tahun depan, bahwa kami tidak akan menggunakan minyak atau gas lagi," kata Biden.

Misalnya, kata Biden, AS masih membutuhkan bahan bakar minyak meski menargetkan implementasi mobil listrik yang lebih luas pada 2030.

"Gagasan kita akan dapat beralih ke energi terbarukan dalam semalam dan mulai saat ini tidak menggunakan minyak atau tidak menggunakan gas, itu tidak rasional," kata Biden.

Baca juga: KTT G20 di Italia Sukses, Sepakat Atasi Pemanasan Global

Sementara itu, Perdana Menteri Italia Mario Draghi berujar bahwa negara-negara anggota G20 membuat kemajuan penting dalam mengatasi ancaman pemanasan global yang meningkat.

Draghi mengatakan, untuk kali pertama, semua negara anggota G20 menyepakati pentingnya membatasi pemanasan global dengan mencegah kenaikan suhu bumi 1,5 derajat Celsius.

Dia menambahkan, tujuan untuk mencapai emisi nol karbon bersih pada pertengahan abad ini juga menandai terobosan dibandingkan dengan komitmen G20 sebelumnya.

“Kami memastikan bahwa impian kami tidak hanya hidup, tetapi berkembang,” kata Draghi dalam konferensi pers penutupan G20.

Baca juga: Aksi Iklim Indonesia Dinilai Sangat Tidak Memadai, Perlu Kebijakan yang Lebih Ambisius

Pernyataan tersebut sekaligus tepisan terhadap kritik dari aktivis iklim bahwa G20 tidak berbuat cukup jauh dalam mencoba menyelesaikan krisis iklim.

“Para pemimpin G20 telah membuat komitmen substansial. Sangat mudah untuk menyarankan hal-hal yang sulit. Sangat, sangat sulit untuk benar-benar melaksanakannya,” tutur Draghi.

Draghi menambahkan bahwa dia pikir negara-negara akan terus meningkatkan inisiatif iklim mereka.

Baca juga: Indonesia-Belanda-Pasifik Kembangkan Kerja Sama Tangkal Perubahan Iklim

Sebagian besar para pemimpin negara G20 setelah dari Roma akan terbang ke KTT iklim COP26 di Skotlandia.

“Apa yang terjadi di sini adalah bahwa COP26 akan dibangun di atas fondasi yang cukup kuat, sehubungan dengan sebelumnya,” kata Draghi.

Dia menambahkan, ambang batas kenaikan suhu bumi 1,5 derajat Celsius telah disepakati secara universal.

“Netralitas karbon sekitar 2050 telah disepakati, tidak ada emisi bersih tambahan, sebelum tidak ada komitmen apa pun,” kata Draghi.

Baca juga: Intelijen AS Peringatkan Perubahan Iklim Berdampak pada Keamanan Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com