Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putin: China Tak Perlu Konfrontasi Militer untuk Reunifikasi dengan Taiwan

Kompas.com - 15/10/2021, 06:41 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber CNBC

MOSKWA, KOMPAS.com – China tak perlu menggunakan militernya untuk mencapai reunifikasi dengan Taiwan.

Pernyataan tersebut disampaikan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela Russian Energy Week di Moskwa, Rabu (13/10/2021).

Sebelumnya, Presiden China Xi Jinping pekan lalu bersumpah bahwa reunifikasi dengan Taiwan bisa tercapai dengan cara damai.

Baca juga: Pandora Papers: Putin Punya Aset Rahasia di Monako, Presiden Azerbaijan Dituduh Jarah Negara Sendiri

China sendiri selalu menganggap Taiwan sebagai salah satu provinsinya yang memisahkan diri.

Sementara itu, Taiwan berkeras mereka adalah negara independen sebagaimana dilansir CNBC, Kamis (14/10/2021).

Taiwan memiliki pemerintahan sendiri sejak berpisah dari China daratan pasca-kekalahan kubu nasionalis pada 1949 dalam perang saudara.

Menanggapi pernyataan Xi, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan bahwa pihaknya akan berinvestasi dalam memperkuat kemampuan militernya.

Baca juga: Putin Dituding Bawa Penerjemah Rusia yang Cantik untuk Mengganggu Perhatian Trump

Tsai menuturkan, keputusan tersebut diambil untuk menunjukkan tekad Taiwan untuk membela diri.

Berbicara kepada Hadley Gamble dari CNBC di sela Russian Energy Week, Putin menggarisbawahi komentar Xi mengenai kemungkinan reunifikasi secara damai.

Putin menambahkan, tidak akan ada ancaman konfrontasi militer.

“Saya pikir China tidak perlu menggunakan kekuatan. China adalah ekonomi yang sangat kuat,” kata Putin.

Baca juga: Ditawari Vaksin Sputnik oleh Putin, Erdogan Tertawa

“Dan dalam hal paritas pembelian, China adalah ekonomi nomor satu di dunia di depan Amerika Serikat (AS) sekarang,” sambung Putin.

Dia menambahkan, dengan meningkatkan potensi ekonomi itulah, China mampu mengimplementasikan tujuan nasionalnya.

“Saya tidak melihat adanya ancaman,” tutur Putin.

Putin juga membahas situasi yang tegang di Laut China Selatan.

Baca juga: Putin kepada Biden: Saya Kecewa Anda Menyebut Saya Pembunuh

Rusia telah lama mempertahankan sikap netralnya terhadap klaim China atas sebagian besar perairan tersebut namun ditolak oleh komunitas internasional.

“Mengenai Laut Cina Selatan, ya, ada beberapa kepentingan yang saling bertentangan,” kata Putin.

Dia berpendapat, semua negara di kawasan itu perlu diberi kesempatan untuk melakukan pembicaraan yang tepat berdasarkan norma-norma dan hukum internasional, tanpa campur tangan kekuatan non-regional.

“Itu harus menjadi proses negosiasi. Begitulah caranya menyelesaikan argumen apa pun, dan saya yakin ada potensi untuk itu. Tetapi sejauh ini belum sepenuhnya digunakan,” imbuh Putin.

Baca juga: Partai Putin Klaim Raih Suara Mayoritas 2/3 di Pemilu Parlemen Rusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com