Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Australia, Inggris dan Amerika Serikat – Di mana Indonesia?

Kompas.com - 20/09/2021, 14:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Rabu 15 September 2021 datang kabar dari Amerika Serikat tentang terbentuknya “pakta militer” baru diluar NATO berjudul AUKUS (Australia–UK–US).

Tidak berapa lama kemudian muncul berita “kemarahan” Perancis menanggapi AUKUS dengan memanggil pulang Duta Besarnya dari Canberra dan Washington DC.

Ini adalah lembaran baru dari BAB sebuah buku mengenai “Global Power Game”. AUKUS dapat dikatakan sebagai muncul secara “tiba tiba”.

Namun sudah dapat di duga bahwa US–China trade war alias perang dagang Amerika-China telah menimbulkan beberapa rentetan fenomena.

Setidaknya ada 3 dampak yang terlihat yaitu berupa pandemi Covid-19, ditinggalkannya Afghanistan oleh Amerika Serikat yang membuat Taliban berkuasa kembali dan munculnya AUKUS.

Menengok ke belakang sejenak, pasca serangan Jepang ke Pearl Harbor, Amerika Serikat membangun Angkatan Perang yang berkelas Global Vigilance, Global Reach and Global Power.

Perang dunia II diselesaikan dengan bom atom yang berkategori senjata pemusnah masal atau WMD (Weapon of Mass Destruction).

Dunia memasuki era baru di mana kekuatan perang diukur dari WMD. Muncul kemudian babak selanjutnya berwujud Perang Dingin.

Selesainya era Perang dingin, maka AS otomatis menjadi negara satu-satunya dengan kekuatan angkatan perang yang “super duper”.

Dunia terus bergulir, dan AS harus membayar mahal pembangunan kekuatannya dengan masalah ekonomi dalam negeri.

Sementara itu pertumbuhan ekonomi dunia secara keseluruhan di kawasan Atlantik perlahan namun pasti bergeser ke kawasan Samudera Hindia dan Pasifik.

Babak berikutnya adalah pertumbuhan ekonomi kawasan Asia berkembang dengan China, Jepang dan Korea Selatan sebagai ujung tombak.

Sesuai dengan rumus dasar dari tata kelola keamanan nasional, maka sekian persen pertumbuhan ekonomi sebuah negara secara otomatis akan tersalur sekian persen pada belanja pertahanannya.

Maka itulah yang terjadi dengan China yang secara bertahap industri militernya berkembang tidak terbendung sebagai akibat dari laju pertumbuhan ekonomi nasionalnya.

Pada era permulaan tahun 2000-an, terlihat Australia akan bergabung dengan pertumbuhan ekonomi Asia yang disebut sebagai “Asian Century”.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com