Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB Khawatir Situasi Taliban Afghanistan Juga Terjadi di Sahel

Kompas.com - 10/09/2021, 08:43 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

NEW YORK CITY, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Kamis (9/9/2021) mengatakan ke AFP, dirinya khawatir situasi di Afghanistan akibat kembali berkuasanya Taliban juga terjadi di Sahel.

Guterres khawatir kelompok-kelompok bersenjata di Sahel bangkit, sehingga menyerukan penguatan mekanisme keamanan di wilayah itu.

"Saya takut dampak psikologis dan nyata dari apa yang terjadi di Afghanistan (terjadi di Sahel)," ujar Sekjen PBB itu dalam wawancara.

Baca juga: PBB Tuding Taliban Abaikan Hak-hak Perempuan

"Ada bahaya nyata. Kelompok teroris ini mungkin merasa antusias dengan apa yang terjadi dan memiliki ambisi di luar apa yang mereka pikirkan beberapa bulan lalu," tambahnya.

Guterres menambahkan, penting untuk memperkuat mekanisme keamanan di Sahel, karena itu adalah titik lemah paling penting yang harus ditangani.

"Bukan hanya Mali, Burkina, atau Niger. Sekarang kami memiliki penyusupan di Pantai Gading, di Ghana," tambahnya.

Dia menekankan bahwa Perancis akan mengurangi pasukannya di wilayah tersebut, dan mengutip laporan berita bahwa Chad ingin menarik beberapa pasukan dari daerah perbatasan di sekitar Burkina Faso, Niger, dan Mali.

“Inilah alasan mengapa saya berjuang agar ada kekuatan kontraterorisme Afrika dengan mandat di bawah bab tujuh (yang mengatur penggunaan kekuatan) Dewan Keamanan dan dengan dana khusus, yang dapat menjamin respons terhadap tingkat ancaman," imbuhnya.

"Saya hari ini khawatir bahwa kapasitas respons masyarakat internasional dan negara-negara kawasan itu tidak memadai dalam menghadapi ancaman," keluhnya.

Baca juga: PBB Siapkan Pengiriman Bantuan untuk Afghanistan Lewat Jalur Darat

Sekjen PBB ini selama beberapa tahun telah mencoba memberikan G5 Sahel (Chad, Mauritania, Mali, Niger, dan Burkina Faso) mandat PBB disertai pendanaan kolektif dari badan dunia.

Perancis mendukung Guterres, tetapi kontributor keuangan utama PBB, Amerika Serikat, menolak langkah tersebut.

"Pemblokiran ini harus diakhiri. Ini mutlak penting," kata Sekjen Guterres.

Dia khawatir tentang kelompok-kelompok fanatik yang tidak segan membunuh.

"Kami melihat ini di Mosul di Irak, di Mali selama dorongan pertama terhadap Bamako, kami melihatnya di Mozambik."

"Bahaya ini nyata dan kita harus serius memikirkan implikasinya terhadap ancaman teroris dan cara masyarakat internasional harus mengorganisir diri dalam menghadapi ancaman ini," pungkasnya.

Baca juga: PBB: Stok Pangan Akan Habis, Afghanistan dalam Bahaya Kelaparan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

Global
Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Global
Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Global
Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Global
Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Global
Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Global
Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Global
Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Internasional
Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Internasional
China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

Global
Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Global
Wanita Ini Kencan 6 Kali Seminggu agar Tak Beli Bahan Makanan, Hemat Rp 250 Juta

Wanita Ini Kencan 6 Kali Seminggu agar Tak Beli Bahan Makanan, Hemat Rp 250 Juta

Global
Penikaman di China oleh Seorang Pria, 8 Orang Tewas

Penikaman di China oleh Seorang Pria, 8 Orang Tewas

Global
Imbas Perang di Gaza, Otoritas Palestina Berisiko Alami Keruntuhan Keuangan

Imbas Perang di Gaza, Otoritas Palestina Berisiko Alami Keruntuhan Keuangan

Global
Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com