Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB Mohon Negara Tetangga Afghanistan Tetap Buka Perbatasan: Biarkan Mereka Melarikan Diri

Kompas.com - 20/08/2021, 08:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Daily Mail

KABUL, KOMPAS.com - PBB memohon negara-negara tetangga Afghanistan untuk membiarkan perbatasan mereka terbuka sehingga memungkinkan warga Afghanistan melarikan diri dari Taliban.

Badan-badan PBB memperingatkan meningkatnya bencana kemanusiaan yang berkembang di tengah menyebarnya kelaparan di negara itu.

Baca juga: POPULER GLOBAL: Presiden Afghanistan Ada di UEA | Pawang Buaya di AS Nyaris Dimangsa

Permohonan itu muncul ketika ratusan ribu warga Afghanistan meninggalkan rumah mereka di tengah kekhawatiran bahwa Taliban akan kembali memaksakan pemerintahan yang brutal dan represif, menghilangkan hak-hak perempuan, hingga menerapkan hukuman eksekusi pada publik.

Pemerintah Afghanistan secara efektif kehilangan kendali atas sebagian besar Afghanistan ke Taliban, menyusul serangan delapan hari ke pusat-pusat kota oleh kelompok itu, hingga kejatuhan Kabul.

Gambar-gambar sejak Jumat minggu lalu menunjukkan orang-orang Afghanistan yang melarikan diri memasuki negara tetangga Pakistan, setelah negara itu membuka kembali penyeberangan perbatasan Chaman-Spin Boldak untuk orang-orang yang telantar dalam beberapa pekan terakhir.

Penyeberangan itu merupakan pintu gerbang utama antara Afghanistan dan Pakistan, dan dilaporkan berada di bawah kendali Taliban.

Juma Khan, wakil komisaris kota perbatasan, mengatakan penyeberangan dibuka kembali setelah pembicaraan dengan Taliban.

Keputusan untuk membuka perbatasan dibuat setelah badan pengungsi PBB meminta tetangga Afghanistan, untuk tetap membuka penyeberangan saat krisis meningkat.

"Ketidakmampuan untuk mencari keselamatan dapat mempertaruhkan nyawa warga sipil yang tak terhitung banyaknya. UNHCR siap membantu otoritas nasional meningkatkan respons kemanusiaan sesuai kebutuhan,” kata badan PBB di Jenewa melansir Daily Mail pada (Selasa 17/8/2021).

Baca juga: 12 Orang Tewas sejak Minggu, Taliban Desak Orang-orang Tinggalkan Bandara Kabul

Program Pangan Dunia melihat kekurangan pangan di Afghanistan dalam kondisi 'sangat mengerikan' dan memburuk. Seorang juru bicara menambahkan, situasinya memiliki semua ciri bencana kemanusiaan.

Ketika kedutaan besar Barat bersiap untuk mengirim pasukan untuk membantu mengevakuasi staf, PBB mengatakan 320 anggota stafnya akan tetap di tempat.

"Kami khawatir yang terburuk (kondisi) belum datang dan gelombang kelaparan yang lebih besar akan segera mendekat ... Situasi ini memiliki semua ciri bencana kemanusiaan," kata Thomson Phiri dari Program Pangan Dunia dalam briefing PBB.

Lebih dari 250.000 orang telah dipaksa meninggalkan rumah mereka sejak Mei, 80 persen di antaranya perempuan dan anak-anak, kata badan pengungsi PBB Shabia Mantoo.

Banyak yang melaporkan pemerasan oleh kelompok bersenjata di jalan dan harus menghindari alat peledak rakitan di sepanjang jalan utama.

"Mereka tidur di tempat terbuka, di taman dan ruang publik," Jens Laerke, juru bicara Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB. “Perhatian utama saat ini hanyalah menemukan tempat berlindung bagi mereka.”

Baca juga: 5 Janji Taliban untuk Warga Afghanistan, dari Hak Perempuan hingga Industri Narkoba

Seorang pejabat Organisasi Kesehatan Dunia melaporkan dua kali lipat kasus trauma dalam dua hingga tiga bulan terakhir di fasilitas kesehatan yang didukungnya.

Dia juga menyatakan keprihatinan tentang kekurangan pasokan medis, dan mengatakan tengah melatih staf medis tentang manajemen korban massal.

Menurut data PBB, 400.000 orang telah meninggalkan rumah mereka di dalam Afghanistan sejak awal tahun. Hampir 300.000 dari mereka melarikan diri sejak Mei karena pertempuran antara pemerintah dan Taliban meningkat.

Selain itu, 200 orang Afghanistan melintasi perbatasan ke Iran pada akhir pekan lalu. Tetapi jumlah itu hanya menghitung mereka yang secara resmi terdaftar sebagai pengungsi Afghanistan.

Baca juga: AS Mengaku Tidak Dapat Memastikan Keamanan Evakuasi ke Bandara Kabul

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com