KABUL, KOMPAS.com - Negara-negara Barat meningkatkan upaya evakuasi, meski Taliban menjanjikan hak-hak perempuan, kebebasan media dan amnesti bagi pejabat pemerintah di Afghanistan.
Pesawat yang membawa ratusan pengungsi dari Kabul tiba di Inggris dan Jerman pada Rabu (18/8/2021).
Sementara Amerika Serikat (AS) mengatakan penerbangan militernya telah mengevakuasi 3.200 orang dari Kabul sejauh ini, termasuk 1.100 pada Selasa saja (17/8/2021).
Baca juga: Jangan Tinggalkan Masyarakat Afghanistan Sendirian, Permohonan Warga dari Kamp Migran
Di Kabul, Taliban berusaha untuk memberikan nada perdamaian pada konferensi pers pertama mereka sejak mereka merebut ibukota Afghanistan.
Pengumuman Taliban tanpa detail yang jelas atas rencananya, meski menunjukkan sikap yang lebih lembut daripada selama pemerintahan mereka 20 tahun lalu.
Sementara itu salah satu pendiri kelompok itu, Mullah Abdul Ghani Baradar, pada Rabu (18/8/2021) dilaporkan telah kembali ke Afghanistan untuk pertama kalinya dalam lebih dari 10 tahun.
Al Jazeera melaporkan informasi terbaru terkait evakuasi yang dilakukan sejumlah negara di Kabul hingga Rabu (18/8/2021).
Baca juga: Kekhawatiran Rusia hingga China Setelah Kembalinya Taliban di Afghanistan
Perdana Menteri Australia Scott Morrison, mengatakan penerbangan penyelamatan pertama Australia telah menerbangkan 26 orang keluar dari Afghanistan.
Menurutnya, itu adalah evakuasi yang pertama dari banyak penerbangan yang akan dilakukan. Namun kendala cuaca juga menjadi pertimbangan dalam kelancaran proses evakuasi tersebut.
“Kami mencatat bahwa selama akhir minggu ini, ada beberapa ramalan cuaca yang tidak terlalu menguntungkan," kata Morrison kepada wartawan di Canberra.
Australia mengatakan pada Senin (16/8/2021) akan mengirim 250 personel militer ke Kabul untuk mengevakuasi warganya dan sejumlah warga Afghanistan yang tidak ditentukan yang telah diberikan visa setelah bekerja untuk Australia.
Baca juga: Rusia Enggan Terburu-buru Akui Taliban sebagai Penguasa Afghanistan
Pemerintah Jerman mencarter penerbangan Lufthansa yang membawa 130 pengungsi mendarat di Frankfurt, Jerman menurut kantor berita DPA.
Pesawat itu lepas landas dari ibu kota Uzbekistan, Tashkent, dan mendarat di Frankfurt di Jerman pada Rabu (18/8/2021) pagi.
Kepada DPA, seorang juru bicara Lufthansa mengatakan sedang dalam konsultasi dengan pemerintah Jerman. Maskapai Lufthansa berniat menawarkan penerbangan evakuasi dari Doha di Qatar, dan mungkin dari negara lain yang berbatasan dengan Afghanistan.
Baca juga: Taliban Kembali Berkuasa, Mata Uang Afghanistan Anjlok
Sebuah pesawat Angkatan Udara Kerajaan Inggris yang membawa warga negara Inggris dan staf kedutaan Kabul mendarat di sebuah pangkalan udara di Oxfordshire, Inggris pada Rabu (18/8/3032) pagi.