Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

PBB Mohon Negara Tetangga Afghanistan Tetap Buka Perbatasan: Biarkan Mereka Melarikan Diri

KABUL, KOMPAS.com - PBB memohon negara-negara tetangga Afghanistan untuk membiarkan perbatasan mereka terbuka sehingga memungkinkan warga Afghanistan melarikan diri dari Taliban.

Badan-badan PBB memperingatkan meningkatnya bencana kemanusiaan yang berkembang di tengah menyebarnya kelaparan di negara itu.

Permohonan itu muncul ketika ratusan ribu warga Afghanistan meninggalkan rumah mereka di tengah kekhawatiran bahwa Taliban akan kembali memaksakan pemerintahan yang brutal dan represif, menghilangkan hak-hak perempuan, hingga menerapkan hukuman eksekusi pada publik.

Pemerintah Afghanistan secara efektif kehilangan kendali atas sebagian besar Afghanistan ke Taliban, menyusul serangan delapan hari ke pusat-pusat kota oleh kelompok itu, hingga kejatuhan Kabul.

Gambar-gambar sejak Jumat minggu lalu menunjukkan orang-orang Afghanistan yang melarikan diri memasuki negara tetangga Pakistan, setelah negara itu membuka kembali penyeberangan perbatasan Chaman-Spin Boldak untuk orang-orang yang telantar dalam beberapa pekan terakhir.

Penyeberangan itu merupakan pintu gerbang utama antara Afghanistan dan Pakistan, dan dilaporkan berada di bawah kendali Taliban.

Juma Khan, wakil komisaris kota perbatasan, mengatakan penyeberangan dibuka kembali setelah pembicaraan dengan Taliban.

Keputusan untuk membuka perbatasan dibuat setelah badan pengungsi PBB meminta tetangga Afghanistan, untuk tetap membuka penyeberangan saat krisis meningkat.

"Ketidakmampuan untuk mencari keselamatan dapat mempertaruhkan nyawa warga sipil yang tak terhitung banyaknya. UNHCR siap membantu otoritas nasional meningkatkan respons kemanusiaan sesuai kebutuhan,” kata badan PBB di Jenewa melansir Daily Mail pada (Selasa 17/8/2021).

Program Pangan Dunia melihat kekurangan pangan di Afghanistan dalam kondisi 'sangat mengerikan' dan memburuk. Seorang juru bicara menambahkan, situasinya memiliki semua ciri bencana kemanusiaan.

Ketika kedutaan besar Barat bersiap untuk mengirim pasukan untuk membantu mengevakuasi staf, PBB mengatakan 320 anggota stafnya akan tetap di tempat.

"Kami khawatir yang terburuk (kondisi) belum datang dan gelombang kelaparan yang lebih besar akan segera mendekat ... Situasi ini memiliki semua ciri bencana kemanusiaan," kata Thomson Phiri dari Program Pangan Dunia dalam briefing PBB.

Lebih dari 250.000 orang telah dipaksa meninggalkan rumah mereka sejak Mei, 80 persen di antaranya perempuan dan anak-anak, kata badan pengungsi PBB Shabia Mantoo.

Banyak yang melaporkan pemerasan oleh kelompok bersenjata di jalan dan harus menghindari alat peledak rakitan di sepanjang jalan utama.

"Mereka tidur di tempat terbuka, di taman dan ruang publik," Jens Laerke, juru bicara Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB. “Perhatian utama saat ini hanyalah menemukan tempat berlindung bagi mereka.”

Seorang pejabat Organisasi Kesehatan Dunia melaporkan dua kali lipat kasus trauma dalam dua hingga tiga bulan terakhir di fasilitas kesehatan yang didukungnya.

Dia juga menyatakan keprihatinan tentang kekurangan pasokan medis, dan mengatakan tengah melatih staf medis tentang manajemen korban massal.

Menurut data PBB, 400.000 orang telah meninggalkan rumah mereka di dalam Afghanistan sejak awal tahun. Hampir 300.000 dari mereka melarikan diri sejak Mei karena pertempuran antara pemerintah dan Taliban meningkat.

Selain itu, 200 orang Afghanistan melintasi perbatasan ke Iran pada akhir pekan lalu. Tetapi jumlah itu hanya menghitung mereka yang secara resmi terdaftar sebagai pengungsi Afghanistan.

https://www.kompas.com/global/read/2021/08/20/080000770/pbb-mohon-negara-tetangga-afghanistan-tetap-buka-perbatasan-biarkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke