KABUL, KOMPAS.com - Pejabat Taliban membubarkan protes puluhan wanita di Kabul yang menuntut haknya dengan melepaskan tembakan ke udara serta gas air mata dan taser.
Para wanita berpawai melalui ibu kota Afghanistan pada Sabtu (4/9/2021), protes hari kedua untuk menuntut kebebasan mereka dijamin di bawah rezim Islam baru Taliban.
Demo awalnya berlangsung damai dengan sejumlah wanita meletakkan karangan bunga di luar Kementerian Pertahanan untuk menghormati tentara Afghanistan yang tewas dalam pertempuran dengan Taliban.
Namun ketika teriakkan mereka semakin nyaring, pihak Taliban masuk ke kerumunan untuk menanyakan apa yang diinginkan para wanita itu.
Baca juga: Taliban Makin Mendesak Pasukan Perlawanan Afghanistan di Lembah Panjshir
Rekaman media sosial kemudian menunjukkan anggota pasukan khusus Taliban menembakkan senjata ke udara untuk membubarkan kerumunan demonstran wanita.
Seorang demonstran yang menyebut namanya sebagai Soraya mengklaim bahwa para pasukan Taliban "memukul kepala wanita dengan magasin senjata" dan "para wanita menjadi berdarah".
Seorang pengunjuk rasa terkemuka, Maryam Naiby (20 tahun), membela haknya untuk memprotes, dengan mengatakan, "Kami di sini untuk mendapatkan hak asasi manusia di Afghanistan .
"Saya mencintai negara saya. Saya akan selalu berada di sini," ucap Naiby, yang seorang mahasiswa seperti yang dilansir dari Sky News pada Minggu (5/9/2021).
Baca juga: Taliban Hantam Pasukan Perlawanan Afghanistan dengan Persenjataan Lebih Lengkap
Dia sebelumnya menjalankan organisasi wanita dan menjadi juru bicara tim Paralimpiade Afghanistan.
Mahasiswa lain, Farhat Popalzai (24 tahun), mengatakan dia ingin mewakili wanita yang terlalu takut untuk turun ke jalan.
"Saya adalah suara para wanita yang tidak dapat berbicara," kata Popalzai.
"Mereka pikir ini adalah negara laki-laki tapi bukan, ini adalah negara perempuan juga."
Taliban telah berulang kali berjanji untuk menegakkan hak-hak perempuan sejak merebut kekuasaan pada Agustus. Namun, banyak warga Afghanistan dan pengamat internasional sangat skeptis.
Baca juga: Taliban Klaim Merebut Lembah Panjshir dari Kelompok Perlawanan Afghanistan
Dalam satu contoh, sekelompok Muslim mengecat mural pada Sabtu (4/9/2021), termasuk yang mempromosikan perawatan kesehatan dan memuji kontributor asing.
Lalu, mengubahnya dengan slogan-slogan ucapan selamat kepada Afghanistan atas kemenangan Taliban.
Juru bicara komisi budaya Taliban, Ahmadullah Muttaqi, mengunggah tweet bahwa mural itu diubah "karena bertentangan dengan nilai-nilai kita".
"Mereka memanjakan pikiran masyarakat, dan sebagai gantinya kami menulis slogan-slogan yang akan berguna bagi semua orang," tulisnya.
Baca juga: 17 Tewas dan 41 Terluka akibat Tembakan Perayaan Taliban Usai Klaim Rebut Panjshir
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.