KABUL, KOMPAS.com - Para pemimpin dunia menerima jaminan dari Taliban bahwa warga negara asing dan mereka yang memiliki otorisasi untuk keluar dari Afghanistan akan bebas pergi, dengan meningkatnya ketegangan dan pertumpahan darah di Kabul.
Baca juga: KABAR DUNIA SEPEKAN: Ledakan Bom di Afghanistan | Pengganti Kim Jong Un
Pada Minggu (29/8/2021) pasukan AS melancarkan serangan militer terhadap kendaraan yang dikatakan membawa "beberapa pembom bunuh diri", dari afiliasi ISIS-K yang berencana menyerang bandara Kabul.
Menurut laporan, ada banyak korban jiwa, termasuk anak-anak. AS mengatakan sedang "menilai kemungkinan" membunuh atau melukai warga sipil dalam serangan udara itu.
Kepada Guardian, sejumlah besar warga Inggris mengatakan terus menunggu di bandara dengan harapan diselamatkan, meskipun ada ancaman teror dan semua pasukan Inggris sudah pergi pada akhir pekan.
Mereka mengirim rekaman video beberapa orang yang memegang paspor Inggris dan memohon bantuan.
Warga Afghanistan yang putus asa telah diberitahu untuk menyeberangi perbatasan ke negara-negara tetangga, untuk menghindari pengambilalihan Taliban.
Baca juga: Serangan Drone AS ke ISIS-K Ternyata Juga Tewaskan 3 Bocah Afghanistan
Pada Senin (29/8/3032), dewan keamanan PBB diperkirakan akan membahas jaminan Taliban, yang terungkap dalam sebuah pernyataan pada Minggu (29/8/2021) malam.
Jaminan itu diberikan setelah memburuknya kekhawatiran atas nasib ribuan warga Afghanistan dengan hubungan barat.
Perancis dan Inggris diperkirakan akan mengajukan resolusi darurat dewan keamanan PBB. Isinya menyerukan agar pemerintah Afghanistan baru mendukung zona aman di bandara Kabul, untuk memungkinkan upaya evakuasi berlanjut, kata Emmanuel Macron.
Namun, sumber Whitehall mengklaim komentar presiden Perancis itu “prematur”.
Dalam pernyataan bersama yang dirilis pada Minggu (29/8/2021) oleh pemerintah Inggris bersama dengan AS dan lebih dari 90 negara lain, dipastikan bahwa Taliban mengatakan siapa pun yang ingin meninggalkan negara itu dapat melakukannya, meskipun janji rezim akan disambut dengan skeptis.
Pernyataan bersama itu mengatakan: “Kami telah menerima jaminan dari Taliban bahwa semua warga negara asing dan setiap warga negara Afghanistan dengan izin perjalanan dari negara kami akan diizinkan untuk melanjutkan dengan cara yang aman dan tertib ke titik keberangkatan dan perjalanan ke luar negeri.”
Baca juga: China Minta AS dan Dunia “Membimbing secara Positif” Afghanistan di Bawah Taliban
Pekan lalu, Taliban menyebabkan gelombang kejut dengan bergerak untuk mencegah warga Afghanistan meninggalkan negara itu. Mereka menyatakan rute ke bandara Kabul hanya terbuka untuk orang asing.
Pasukan Barat mencoba mengevakuasi warga Afghanistan yang telah mendukung operasi asing. Pasalnya, ada ketakutan mereka dan keluarganya disiksa dan dibunuh karena bekerja dengan kekuatan barat selama perang 20 tahun.
Jaminan terbaru Taliban adalah bagian dari negosiasi yang rumit ketika rezim baru berusaha untuk bekerja dengan pemerintah asing.
Johnson mengatakan pada Minggu (29/8/2021) bahwa jika rezim menginginkan pengakuan diplomatik dan dana bantuan, mereka harus memastikan "jalan yang aman" bagi mereka yang ingin pergi.
Dominic Raab, menteri luar negeri Inggris, diperkirakan akan menggunakan pertemuan sesama mitra G7 dan NATO pada Senin (30/8/2021), untuk menekankan pentingnya memastikan Taliban mendukung komitmen mereka.
Itu terutama untuk memungkinkan perjalanan yang aman bagi warga negara asing, dan agar warga Afghanistan diizinkan untuk memasuki negara ketiga.
Baca juga: Tak Pernah Tampil di Publik, di Mana Pemimpin Tertinggi Taliban Sembunyi?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.