Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terjadi Pencurian Uang Kripto Lagi, Rp 1,4 Triliun Digondol Hacker di Jepang

Kompas.com - 22/08/2021, 09:18 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

TOKYO, KOMPAS.com - Setelah kasus Poly Network dengan Mr White Hat, pencurian uang kripto juga terjadi di Jepang dengan nilai hampir 100 juta dollar AS (Rp 1,44 triliun).

Liquid, perusahaan transaksi mata uang kripto asal Jepang yang berbasis di Tokyo, pada Jumat (20/8/2021) mengumumkan bahwa aset mereka dicuri 97 juta dollar AS (Rp 1,4 triliun)

Kejanggalan sudah dirasakan Liquid pada Kamis (19/8/2021), ketika mendeteksi akses ilegal dari beberapa dompet kripto yang mereka kelola.

Baca juga: Misteri Hilangnya Rp 8,8 Triliun Uang Kripto, Dikembalikan Hacker dengan Pesan Aneh

Kasus ini kemudian dibantu dilacak oleh Elliptic, perusahaan yang berada di London.

Menurut analisis Elliptic, ada lebih dari 97 juta dollar AS dalam cryptoassets telah diterima oleh akun yang diidentifikasi Liquid sebagai milik pencuri.

"Para penyelidik kami juga membantu Liquid melacak dana yang dicuri," tambah Elliptic dalam unggahan blog yang dikutip AFP.

Pencurian uang kripto di Jepang ini terjadi setelah pekan lalu peretas mencuri aset senilai 613 juta dollar AS (Rp 8,8 triliun), dari perusahaan transaksi mata uang kripto, Poly Network.

Si pencuri secara bertahap mengembalikan uang itu, dan mengeklaim motifnya untuk menguak kelemahan sistem keamanan Poly Network. Perbuatan seperti itu dikenal dengan istilah White Hat atau Topi Putih.

Baca juga: Mr White Hat, Pencuri Kripto Rp 8,8 Triliun, Kembalikan Semua Curiannya

Liquid berkata, mereka telag menangguhkan penarikan uang kripto untuk sementara guna menilai dampak serangan itu, tetapi perdagangan terus berlanjut.

Mata uang kripto melonjak popularitasnya sebagai aset dalam beberapa tahun terakhir, terlepas dari volatilitas dan kekhawatiran terhadap dampak lingkungan, karena untuk memperdagangkannya butuh listrik dalam jumlah besar.

Bitcoin, Ethereum, dan mata uang digital lainnya menggunakan teknologi bernama blockchain untuk mencatat setiap transaksi.

Pencuri mata uang kripto biasanya memindahkan dana melalui banyak akun yang berbeda-beda, terkadang sampai ratusan ribu transaksi, untuk menutupi jejak.

Baca juga: Rampok Kripto Rp 8,8 Triliun, Mr White Hat Ditawari Jadi Petinggi Perusahaan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

Global
Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Global
Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Global
Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Global
Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Global
Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Global
India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

Global
Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Global
Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Global
Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Global
Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Global
Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Global
Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Global
Gerakan Tenda Mahasiswa Pro-Palestina dan Paradoks Demokrasi AS

Gerakan Tenda Mahasiswa Pro-Palestina dan Paradoks Demokrasi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com