Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Menyebut Kerokan dan Masuk Angin di Amerika? Ini Cerita Penerjemah Medis Asal Indonesia

Kompas.com - 09/07/2021, 19:00 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

PASADENA, KOMPAS.com - Keterbatasan bahasa Inggris seringkali menjadi kendala bagi warga Indonesia yang tinggal di Amerika Serikat, khususnya ketika harus melakukan konsultasi di bidang kesehatan.

Pasalnya, banyak istilah umum seperti masuk angin dan kerokan, yang sulit untuk diartikan dalam bahasa Inggris.

Hal ini diakui oleh warga Indonesia, Sandra Kosasih-Beauchamp, yang sudah tiga tahun belakangan ini berprofesi sebagai penerjemah medis bahasa Indonesia di Pasadena, California.

Baca juga: Pakar: Covid-19 di Indonesia Bisa Seburuk India, tapi Faskes Tak Sekuat India

Kan aku enggak bisa bilang, ‘wind inside',” ujar Sandra kepada VOA belum lama ini.

Secara detil Sandra harus menjelaskan kepada dokter maksud dari penyakit ‘masuk angin’ yang biasa disertai gejala seperti tidak enak badan, sakit tenggorokan, batuk, atau pilek.

Gejala-gejala ini dalam bahasa Inggris biasa disebut sebagai cold symptoms.

“Terus nanti pasiennya (menjelaskan) lebih detail lagi. Maksudnya yang sakit itu sebenarnya apa? Yang lebih dirasakan itu apa? Apa batuknya? Apa pileknya? Apa sakit tenggorokannya? Apa enggak enak badannya atau demam? Jadi nanti kita korek lagi gitu,” jelasnya.

Salah paham bahasa dan budaya

Tradisi Indonesia lainnya yang kerap menimbulkan kesalahpahaman menurut Sandra adalah kerokan yang biasa dilakukan saat ‘masuk angin’.

Jika tidak dijelaskan secara benar, hal ini bisa menimbulkan tanda tanya, bahkan merembet ke ranah hukum.

“Kalau masuk angin kerokan. Di (AS) itu bahaya, karena kalau dokter lihat itu ada bekas-bekas di punggung, misalnya ini di anak, takutnya itu mereka kira child abuse. Jadi mereka akan panggil social worker,” ujar perempuan kelahiran Austria tahun 1976 ini.

Sandra Kosasih, penerjemah medis bahasa Indonesia di Pasadena, California, kerap mendapat panggilan melalui telepon, video, atau langsung datang ke lokasi.
DOK SANDRA KOSASIH via VOA INDONESIA Sandra Kosasih, penerjemah medis bahasa Indonesia di Pasadena, California, kerap mendapat panggilan melalui telepon, video, atau langsung datang ke lokasi.
Dengan hadirnya Sandra sebagai penerjemah, ia juga bisa menjadi seperti ‘pendamai’ yang menjelaskan kepada tenaga kesehatan.

Kerokan itu teknik begini-begini aku bisa menjelaskan gitu. Jadi jangan sampai ada kesalahpahaman. Apalagi kalau orang tuanya tidak bisa menjelaskan bahasa Inggris secara benar,” jelas Sandra.

Mengingat bahwa Amerika Serikat adalah tempat pertemuan berbagai budaya, Sandra melihat bahwa para tenaga kesehatan di AS sudah biasa menghadapi berbagai penjelasan terkait kebudayaan dan tradisi yang berbeda.

Namun, kembali lagi kepada tugasnya, Sandra harus siap untuk menjelaskan lebih dalam jika diperlukan.

“Kalau misalnya untuk kerokan, memang ada bahasanya khususnya kan namanya coining. Coining itu kan kerokan, atau kalau kita pakai kerokan yang kayak cup itu kan cupping. Itu kan ada, mereka kan tahu. Semua Southeast Asian kan melakukan praktik itu,” ujar perempuan berdarah Solo dan Austria ini.

Baca juga: Benarkah Kerokan Bisa Sembuhkan Masuk Angin?

Tidak hanya itu, sebagai penerjemah medis bahasa Indonesia, Sandra juga harus bisa menjelaskan mengenai budaya dan tradisi Indonesia, antara lain minum jamu hingga masakan tradisional seperti rendang.

“Kadang-kadang dokternya bingung. ‘Ini minum jamu apa? ‘Oh, jamu daun sirsak.’ Mereka sirsak juga enggak tahu apa, jadi aku mesti menjelaskan,” katanya.

“(Pasien) juga harus menjelaskan dietnya. Dia makannya apa sehari-hari. Terus, dia menjelaskan, ‘oh, aku suka makan rendang.’ Nah, itu kan aku mesti (menjelaskan) dong, rendang itu beef stew with coconut milk and spices,” tambahnya.

Layanan jasa penerjemah medis gratis

Sandra menyadari bahwa keterbatasan bahasa Inggris pasien kerap menimbulkan kebingungan dan salah pengertian. Hal ini tentunya berisiko besar kepada kondisi kesehatan pasien.

“Konsultasi diet untuk sakit gula. (Pasien) ada konsultasi dengan ahli gizi. Kan itu lewat video, ya. Pasien ini ternyata bertahun-tahun minum obatnya salah. Dia itu bacanya salah, mestinya sesudah atau sebelum, dan dia tuh makan obatnya salah."

:Dan baru tahu saat itu juga waktu aku bantuin dia jadi interpreter,” kata perempuan yang sudah menetap di Amerika Serikat sejak tahun 1995 ini.

Salah satu jalan keluarnya adalah dengan menggunakan layanan jasa penerjemah medis, yang bisa didapat secara cuma-cuma.

Natalia Indrasari Try Sutrisno, terapis keluarga dan pernikahan di Iowa, AS.DOK NATALIA INDRASARI via VOA INDONESIA Natalia Indrasari Try Sutrisno, terapis keluarga dan pernikahan di Iowa, AS.
“Waktu Lia dulu kerja di rumah sakit, apalagi di divisi behavioral health ada macam-macam ya. Orang datangnya untuk masalah depresi, untuk masalah kecemasan atau masalah ketergantungan obat-obatan. Banyak yang butuh pertolongan, tapi enggak terlalu menguasai bahasa Inggris, jadi susah untuk menceritakan apa yang dia alami,” cerita Natalia Indrasari Try Sutrisno kepada VOA Indonesia belum lama ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com